Doyan Es Krim dan Harry Potter, YouTuber Imut Korut Picu Kecurigaan Para Pakar
"Video itu terlihat seperti drama yang dipersiapkan dengan baik oleh pemerintah Korea Utara," kata Park Seong-cheol, seorang peneliti di Database Centre for North Korean Human Rights.
Penuh Kejanggalan
Selama berpuluh-puluh tahun, Korea Utara relatif tertutup dari dunia luar, dengan pembatasan ketat terhadap kebebasan berekspresi, kebebasan bergerak, dan akses ke informasi.
Catatan hak asasi manusianya yang buruk telah dikritik oleh PBB. Penggunaan internet sangat dibatasi; bahkan segelintir orang yang memiliki hak istimewa yang diizinkan menggunakan smartphon hanya dapat mengakses situs yang dikelola pemerintah dengan sensor ketat.
Materi asing seperti buku dan film dilarang, seringkali dengan hukuman berat bagi mereka yang tertangkap dengan barang selundupan di pasar gelap.
Inilah mengapa YuMi dan Song A, yang tidak hanya memiliki akses ke perangkat pembuatan film, tetapi juga YouTube, jelas bukan orang Korea Utara kebanyakan.
“Terhubung dengan dunia luar adalah hal yang mustahil bagi penduduk,” kata Ha Seung-hee, seorang profesor riset studi Korea Utara di Universitas Dongguk.
Penggambaran kehidupan sehari-hari di Pyongyang yang terkesan begitu ceria juga memberikan petunjuk tentang status sosial dan identitas penciptanya.