DPR: Bahaya Kalau BIN Percaya Survei Abal-abal
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mudjahid menyesalkan sikap Badan Intelijen Negara (BIN) yang percaya dan ikut menyuarakan hasil survei yang menyebut 41 masjid di lingkungan pemerintah terpapar paham radikalisme.
Sebelumnya, hasil survei Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Nahdlatul Ulama tersebut disampaikan pejabat BIN dalam sebuah seminar 17 November 2018.
Kemudian dipertegas oleh Juru Bicara Kepala BIN Wawan Hari Purwanto dengan mengatakan hasil survei itu sebuah early warning.
Dikatakan Sodik, riset atau survei mempunyai standar metodologi yang berpengaruh kepada validitas dan realibilitas hasil riset.
Sementara survei yang dilakukan P3M tentang masjid terpapar paham radikal, dilakukan dengan metodologi yang sangat lemah sehingga konsekuensinya bisa diabaikan atau tingkat kepercayaannya rendah.
"Di acara ILC, yang melakukan survei mengatakan surveinya baru bersifat infikatif dan bukan bersifat konklusif (simpulan). Ini menunjukkan lemah dan kacaunya metodologi yang digunakan. Apalagi mereka (P3M) katakan bisa benar bisa salah," ucap Sodik kepada JPNN, Rabu (28/11).
Seharusnya, lanjut politikus Gerindra ini, pelaku riset yang menggunakan metodologi yang benar akan mempertahankan hasil surveinya dengan sungguh-sungguh. Bukan sebaliknya, penuh keragu-raguan.
"Dan menjadi sangat aneh dan bahaya jika lembaga seperti BIN percaya dengan survei tersebut. Pernyataan (jubir) BIN yang kemudian jadi ramai dan heboh di masyarakat. Mengapa BIN percaya pada hasil survei abal-abal, dan menyebarluaskannya?" tambah Sodik mempertanyakan.(fat/jpnn)