DPR Desak Copot Kapolres Dharmasraya
jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy menyesalkan sikap Kapolres Dharmasraya AKBP Roedy Yoelianto yang menyebut teriakan takbir adalah indikasi teroris.
Menurut dia, pernyataan Kapolres dalam wawancara dengan salah satu media televisi swasta nasional itu sangat tidak tepat.
"Kapolres menyatakan bahwa teriakan takbir adalah indikasi teroris ketika dia menjawab pertanyaan pembawa acara. Jawaban tersebut sangat menyakitkan umat Islam karena takbir adalah bagian dari ibadah salat," kata Aboe dalam keterangannya, Minggu (19/11).
Wakil ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) di DPR itu pun menegaskan sebaiknya kapolres tersebut dicopot saja. "Sepertinya Kapolres perlu dicopot dulu, untuk diberikan pembinaan," tegasnya.
Dia mengingatkan jangan sampai statement yang tidak tepat tersebut akan menggerus simpati masyarakat kepada institusi Polri. Harus disadari bahwa mayoritas masyarakat di Indonesia adalah umat Islam.
Mengidentifikasi teroris dengan teriakan takbir adalah pemahaman yang salah tentang tindak pidana terorisme. Sebaliknya, tegas dia, hal ini bisa dipandang orang sebagai tindak penistaan agama.
"Karena takbir adalah bagian dari peribadatan umat Islam, namun dilabeli sebagai indikator pelaku teror," sesalnya.
Menurut Aboe, jika seorang pada level kapolres saja masih tidak tepat memahami terorisme, ini akan menjadi persoalan serius. "Sepertinya perlu ada brief khusus dari kapolri untuk jajarannya, agar mereka dapat secara tepat memahami tindak pidana terorisme," lanjut Aboe.