DPR: Tidak Kooperatif Justru Merunyamkan Masalah
jpnn.com - JAKARTA - Rumah sakit harus terbuka dan kooperatif terhadap tuntutan orang tua anak korban vaksin palsu. Sikap tidak kooperatif justru akan merunyamkan masalah.
Anggota Komisi IX DPR RI asal daerah pemilihan Jakarta Timur, Ahmad Zainuddin mengimbau agar rumah sakit-rumah sakit yang diketahui telah menggunakan vaksin palsu agar jujur, terbuka dan mau bekerja sama dengan keluarga korban.
"Biar tidak makin runyam, sementara aparat penegak hukum menjalankan tugas dan fungsinya, pihak rumah sakit terbuka saja, jujur dan siap bekerja sama dengan keluarga korban. Jangan menutup diri apalagi merekayasa informasi," ujar Zainuddin seperti dilansir dalam siaran pers diterima, Rabu (20/7).
Sebab, menurut Zainuddin, pelaku pengguna dan pengedar vaksin palsu hanyalah oknum dari rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes).
Dia tidak meyakini ada kebijakan institusional rumah sakit atau faskes yang boleh menggunakan vaksin palsu. Karena dokter ada kode etiknya. Jadi baik pihak rumah sakit maupun anak adalah sama-sama korban dari oknum yang mengatasnamakan institusi legal medis.
"Jadi saling terbuka dan bekerja sama saja," cetusnya.
Anggota Dewan Syariah Pusat (DSP) PKS ini mengapresiasi beberapa rumah sakit atau faskes yang bersedia melakukan vaksin ulang. Kebijakan itu menurutnya, sebagai tanggung jawab moral untuk menumbuhkan saling percaya antara pihak rumah sakit dan masyarakat. Karena terungkapnya kasus vaksin ulang, lanjut Zainuddin, telah mengganggu kepercayaan publik.
"Pemerintah harus memaksa, mendorong rumah sakit yang 14 itu juga faskes untuk bisa bekerja sama dengan masyarakat," jelasnya.