Drama Memilukan di Tengah Malam Gelap Gulita
Karena takut terkejar, ia pun segera keluar. Lalu bersembunyi di antara truk-truk besar yang diparkir berjajar di tepi jalan.
Lama ia bersembunyi di sana, sekitar setengah jam. Setelah memastikan keadaan aman, Karin kemudian memutuskan untuk mencegat pengendara yang lewat. Tentu saja, banyak yang mengabaikan. Mungkin curiga.
“Iku aku posisi gawe daster. Tapi tak sengojo gak gawe sing putih biar gak disangka hantu,” urainya mengenang.
Lama menunggu, akhirnya seorang bapak-bapak pengendara motor menghampirinya. Tentu setelah ia panggil. Karin menceritakan, si bapak sempat menunjukan raut curiga kepadanya.
Setelah acara interogasi singkat di jalan, si bapak kemudian mengantarkan Karin ke pemberhentian angkot. Si bapak rupanya belum begitu yakin untuk mau mengantarkan Karin sampai ke kediamannya.
Dalam angkot, Karin masih jadi tontonan. Seisi angkot mencurigainya gara-gara ia diantar laki-laki tengah malam, dan ditinggalkan sendiri.
Bawa bayi pula. Ia pun terpaksa membuka 'konferensi pers' dadakan. Terenyuh mendengar cerita Karin, si bapak angkot ini pun akhirnya rela mengantar Karin hingga di depan rumah.
Siksaan demi siksaan menimbulkan trauma yang sangat mendalam bagi Karin. Berkali-kali suaminya memintanya kembali, berkali-kali itu pula Karin menolak. Ia sudah kapok, takut mati kalau terus bersama Donwori.