Driver Gojek Mengaku Pendapatannya Merosot
Wibi tak menampik adanya sosialisasi terkait pemberlakuan tarif baru Gojek. Awalnya para driver mengikuti aturan main apa adanya. Namun akhirnya mereka protes lantaran pendapatan terus menurun.
Bukan sebaliknya, seperti yang disampaikan pihak Gojek. Bahwa pencabutan subsidi demi kesejahteraan mitra. “Teman-teman merasakan itu. Sehari paling narik 10 kali jarak pendek. Dapat Rp 40 ribu. Tak cukup buat bensin, makan, dan biaya lain-lain,” beber Wibi.
Karena itu Pagodja yang beranggotakan 100 komunitas deriver Gojek dan Go-Car di Jogjakarta menolak kebijakan pencabutan subsidi tarif. Mereka juga minta Gojek menghapus sistem akun prioritas.
BACA JUGA: Polisi Ringkus Empat Komplotan Pembuat Order Fiktif Gojek
Jika kebijakan tak dikembalikan seperti semula, Pagodja menilai, janji kesejahteraan bagi mitra Gojek bakal semakin jauh panggang dari api.
Sebagai bentuk protes atas masalah tersebut, Pagodja melakukan aksi off bid sejak kemarin pagi. Sampai batas waktu yang belum ditentukan. Atau hingga PT Gojek Indonesia merespons tuntuan Pagodja.
Menanggapi keluhan Pagodja, Head Of Corporate Affairs Central Yogya East Java Bali Nusa Tenggara PT Gojek Indonesia Alfianto Domy Aji berdalih perusahaannya selalu berupaya meningkatkan kesejahteraan para mitra. Salah satunya lewat kebijakan tarif layanan. “Gojek selalu menawarkan tarif tertinggi di industri,” kilahnya.
Domy menjelaskan, tarif layanan terbagi dua. Ada tarif yang dibayarkan oleh konsumen sesuai aplikasi. Ada juga tarif yang dibayarkan oleh Gojek. Dommy mengklaim, tarif yang dibayarkan Gojek lebih tinggi dibandingkan konsumen. Itulah yang disebut subsidi.