Dua Dunia Para Dokter
Rabu, 08 Juni 2011 – 10:02 WIB
"Untuk jadi dokter, saya belajar 12 tahun. Untuk jadi penyanyi, saya tidak belajar apa-apa. Profesi yang selayaknya dihargai seharusnya dihargai sesungguh-sungguhnya," ujarnya. Menjalani dua profesi sekaligus menjadi pisau bermata dua. Karena itu, dia harus berhati-hati. Dia harus bermain sesuai dengan track-nya. Dia teringat pesan gurunya dulu. Menurut gurunya, dia akan menghadapi masalah yang lebih besar daripada teman-temannya. Sekarang dia paham. Itu disebabkan dua profesi yang dia jalani.
"Untuk menjadi yang sekarang ini, saya melalui perjalanan berat lho. Waktu sekolah dulu, perjalanan saya tidak semulus yang orang kira. Dari Aceh, saya menimba ilmu di Jakarta. Susah bertahan hidup di ibu kota. Saya hanya punya uang Rp 6.000 untuk bertahan tiga hari. Karena itu, saya tidak mau menyia-nyiakan profesi dokter yang berhasil saya raih. Buat saya, itu prioritas. Nyanyi kan nggak pakai mikir," terang Tompi. (jan/c12/ayi)