Dua Pekan, 500 Ribu Warga Lakukan Perekaman E-KTP
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah warga yang melakukan perekaman F-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik) jelang hari coblosan Pemilu 2019 mengalami kenaikan drastis. Dalam dua pekan terakhir, terjadi lonjakan. Di mana lebih dari 500 ribu orang melakukan perekaman E-KTP di berbagai wilayah di Indonesia.
Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrullah mengatakan, berdasarkan rekaputulasi per 10 April 2019, angka perekaman sudah mencapai 98,5 persen dari total wajib E-KTP sebesar 189 juta. “Penduduk yang belum merekam tinggal 1,5 persen atau sekitar 2,9 juta,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos.
Seperti diketahui, dalam rekapitulasi data sebelumnya, hingga akhir Maret 2019, jumlah penduduk yang belum merekam ada di angka 3,42 juta jiwa atau 1,78 persen. Tren peningkatan sendiri sudah terjadi sejak awal tahun 2019. Bahkan dalam kurun waktu Februari hingga Maret, jumlah perekaman mencapai 1 juta jiwa.
BACA: Dukung Jokowi – Ma’ruf, Pelanggaran Bima Arya tak Hanya Satu
Zudan menuturkan, dalam sisa waktu jelang 17 April, pihaknya sudah mempersiapkan jajaran dinas dukcapil di seluruh kabupaten/kota untuk mempersiapkan diri. Hal itu guna mengantisipasi adanya lonjakan angka perekaman E-KTP. Mengingat perekaman E-KTP menjadi syarat wajib bagi masyarakat dalam menggunakan hak pilihnya.
Persiapan yang dilakukan adalah mempersiapkan sistem semaksimal mungkin. “Jaringan kita full-kan, tim aplikasi rekam cetak E-KTP siaga penuh 1000 persen sampai dengan hari H coblosan,” imbuhnya.
Oleh karenanya, Zudan mengajak masyarakat memanfaatkan waktu yang tersisa untuk melakukan perekaman guna menyelamatkan hak suaranya. Dia menjamin, jajarannya akan memberikan pelayanan maksimal. “Sesuai putusan MK bila tidak mau merekam ya harus legowo kehilangan hak pilihnya,” tuturnya.
Dia juga menambahkan, hingga saat ini, upaya jemput bola perekaman E-KTP masih berlangsung. Minggu (14/4), dukcapil pusat bersama DKI Jakarta membuka perekaman di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang dan Salemba Jakarta. “Yang di daerah saya belum dapat laporan,” ungkapnya.