Dua Ribu Mayat Ditemukan di Pantai Miyagi
Di Prefektur Fukushima, timur laut Jepang, sekitar 420 orang dikonffrmasi dan diidentifikasi tewas. Termasuk warga Kota Iwaki dan Minamisoma. Lalu, sekitar 1.200 lainnya hilang. Korban jiwa juga dilaporkan di beberapa distrik lain. Di Tokyo tujuh tewas, Chiba 15 orang, Ibaraki 19, Aomori 3, Tochigi 4, Kanagawa 3, Hokkaido 1, Yamagata 1, dan Gunma 1.
Bencana di negara industri dan terkaya di Asia tersebut meluluhlantakkan semua. Di banyak wilayah tidak tersedia air bersih dan listrik. Untuk mendapat bahan bakar, orang harus antre 4-5 jam. Warga pun terpaksa menahan lapar hanya dengan menyantap mi instan. "Orang-orang terpaksa bertahan dengan sedikit makanan dan air. Bantuan tidak segera datang," ujar Hajime Sato, pejabat pemerintah Prefektur Iwate, salah satu di antara tiga wilayah terparah kena gempa dan tsunami.
Tim penyelamat sebetulnya telah berada di Soma sejak Jumat lalu. Ambulans siaga dan kantong mayat disiapkan untuk korban. Petugas pemadam kebakaran menggunakan gergaji mesin untuk menghancurkan balok-balok kayu, lembaran plastik, dan bangkai mobil guna menemukan korban yang tertimbun. Sejumlah helikopter lalu lalang di udara untuk menyurvei kerusakan. Beberapa kapal terbalik di atas jalan sejauh sekitar satu kilometer. Para pejabat kota itu menyatakan bahwa sepertiga wilayah Soma yang berpenduduk 38 ribu orang terrendam. Ribuan orang dilaporkan hilang.
Pemerintah Jepang telah mengerahkan 100 ribu tentara untuk membantu evakuasi korban. Sebanyak 120 ribu selimut, 120 ribu botol air, dan 29 ribu galon (110 ribu) minyak serta makanan telah dikirimkan ke wilayah bencana. Tetapi, listrik masih putus. Menurut NHK, sebanyak 430 ribu warga terpaksa tinggal di barak pengungsian atau bersama kerabat mereka. Sekitar 24 ribu lainnya telantar.
Jalan raya, rel kereta api, jaringan listrik, dan pelabuhan telah hancur atau porak poranda di banyak wilayah timur laut Jepang akibat gempa dan tsunami. Total kerugian akibat bencana tersebut ditaksir USD 170 miliar (sekitar Rp 1.530 triliun). Para analis pun memperkirakan Jepang bakal jatuh ke jurang resesi.
Kekhawatiran pun sempat merebak kembali saat gempa yang kuat mengguncang kemarin. Pemerintah memperingatkan ancaman tsunami baru setinggi tiga meter. Gelombang tsunami itu terpantau helikopter pemadam kebakaran di wilatah lepas pantai Prefektur Fukushima sekitar pukul 11.20 (pukul 09.20 WIB) dan diperkirakan menerjang 15 menit kemudian.
Pihak berwenang pun telah mengeluarkan perintah evakuasi terhadap warga. Apalagi, setelah gelombang laut bergerak mundur di lepas pantai Prefektur Iwate dan Aomori. Fenomena tersebut biasa terjadi sebelum datangnya tsunami.
Menurut NHK, sampai pukul 12.00 (pukul 10.00 WIB) ternyata tsunami tidak terjadi di wilayah itu. Peringatan tersebut akhirnya dicabut karena adanya kesalahan dalam mendeteksi gempa. "Ketika kami mendeteksi gempa bumi, peringatan tsunami sudah keluar. Padahal, di monitor tidak ada gempa," kata seorang pejabat meteorologii kepada AFP. Dia pun memastikan bahwa data yang masuk ke monitor itu adalah data bencana pada Jumat lalu. (AFP/AP/Rtr/dwi)