Dubes RI Minta Pengusaha Tiongkok Tak Ragu Investasi di Indonesia
jpnn.com - BEIJING - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing pada hari Kamis (18/12) lalu menggelar seminar tentang hubungan dagang antara Indonesia dengan Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Seminar tersebut dimaksudkan untuk memperkenalkan peluang investasi dan perdagangan di Indonesia kepada para pengusaha negeri tirai bambu.
Acara ini diselenggarkan KBRI bekerja sama dengan China TOP 500 Foreign Enterprises Club. Sekitar 30 orang pengusaha Tiongkok dari berbagai sektor hadir dalam kesempatan itu. Termasuk di antaranya perwakilan dari perusahaan yang pernah berinvestasi di Indonesia seperti produsen otomotif Chongqing Sokon dan perusahaan tambang Jilin Mineral.
Dalam seminar ini, Dubes RI untuk RRT, Sugeng Rahardjo memaparkan agenda poros maritim Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, ide tersebut ternyata sangat klop dengan visi "21st century Maritime Silk Road" yang digagas Presiden RRT, Xi Jinping.
"Konektivitas merupakan kata kunci dari kedua konsep tersebut dan akan terwujud melalui kerjasama yang sinergis antara Indonesia dan Tiongkok khususnya di bidang infrastruktur," kata Dubes Sugeng melalui keterangan pers yang dikirim KBRI Beijing, Sabtu (20/12).
Lebih lanjut, Dubes RI juga menyampaikan mengenai tekad Pemerintah Indonesia untuk menambah kapasitas listrik sebanyak 35 ribu MW. Rencana ini membuka peluang bagi investor Tiongkok yang selama ini bergerak di sektor energi.
Dubes RI menghimbau agar pengusaha Tiongkok tidak ragu-ragu dalam menanamkan modalnya di Indonesia mengingat Pemerintah Indonesia saat ini memberikan berbagai kemudahan untuk memfasilitas investasi asing.
"Potensi investasi di sektor energi terbuka lebar seiring dengan rencana Kementerian Koordinator Perekonomian yang akan membuat tim khusus untuk memfasilitasi investasi swasta," ujarnya.
Dalam diskusi interaktif yang dilaksanakan di akhir acara, mayoritas pengusaha menunjukan antusiasme untuk berinvestasi di Indonesia. Namun mereka juga berharap regulator investasi di Indonesia dapat memberi panduan dan fasilitas yang memudahkan.
"Mereka juga garisbawahi perlunya memperpanjang ijin kerja bagi tenaga asing guna memperlancar kegiatan investasi mereka di Indonesia," pungkas Sugeng. (dil/jpnn)