Duet Jokowi-Mahfud MD Bikin Ekonomi Sulit Berkembang
jpnn.com - JAKARTA - Pihak-pihak yang sudah mendeklarasikan diri sebagai capres sampai saat ini masih terus sibuk "mencari" pasangannya. Beberapa survey pun memaparkan sisi positif dan negatif jika capres-capres tersebut diduetkan dengan beberapa tokoh yang dianggap layak disandingkan sebagai cawapres.
Duet Joko Widodo alias Jokowi dan Akbar Tandjung misalnya. Sebagai calon presiden dan wakil presiden, pasangan keduanya diprediksi bakal sulit terwujud. Sebab, Akbar merupakan tokoh senior yang dikhawatirkan membuat Jokowi sulit membangun komunikasi.
"(Keduanya) sulit berbagi peran," kata Direktur Emrus Corner, Emrus Sihombing, dalam paparan hasil survei dari Emrus Corner bertajuk “Membaca Gaya Kepemimpinan Capres dan Mencari Sosok Cawapres Ideal”, yang dirilis Minggu (27/6), di Jakarta.
Emrus menjelaskan, keduanya merupakan komposisi perpaduan senior junior dan Jawa non Jawa. Menurutnya, kemampuan dan pengalaman Akbar menjadi nilai plus perpaduan ini. "Akan tetapi senioritas Akbar dikhawatirkan menyulitkan pembagian tugas keduanya," kata Emrus yang juga pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan itu.
Namun, kata dia, duet ini akan kuat dalam bidang politik. Akbar, tegas dia, akan mendapat dukungan Golkar.
Sedangkan jika Jokowi berpasangan dengan Mahfud MD, kepastian hukum dan keadilan diyakini akan menguat. Kekuatan dukungan politik dari kalangan Nahdiyin, akan meningkatkan elektabilitas Jokowi.
Mahfud, sambung Emrus, sebagai representasi tokoh religius akan melengkapi sosok Jokowi yang lebih nasionalis. "Akan tetapi, jika keduanya dipasangkan visi pembangunan ekonomi tidak berjalan dan reformasi birokrasi tersendat," jelasnya.
Nah duet Jokowi - Ryamizard Ryacudu juga masuk radar komposisi capres-cawapres. Menurut Emrus, kekuatan duet ini akan memberikan jaminan dalam bidang politik pertahanan. Selain itu, keduanya dinilai mampu berbagi peran.