Duet Prabowo-Gibran Bisa Memicu 'Perang', Bobby & Jokowi Bakal Kena Imbas
Oleh karena itu, pengamat politik tersebut berharap Jokowi dapat menghindari hal tersebut. Dia berpendapat wali kota Solo tersebut tidak seharusnya diloloskan untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo.
"Itu kan suatu tanggapan yang pedas dari publik kepada MK. Oleh karena itu, untuk menghindari hal seperti itu, semestinya Gibran tidak diloloskan untuk bisa jadi cawapres dengan keputusan MK," kata Ujang.
Prabowo-Gibran Bisa Memicu 'Perang' Terbuka
Sementara itu, Dosen Ilmu Politik dan Studi Internasional Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menyebut pencalonan Gibran bisa menciptakan 'perang bubat' antara kubu Prabowo dengan PDIP yang lagi-lagi akan merasa diabaikan oleh keluarga Jokowi.
Selain itu, status menantu Jokowi yang menjabat wali kota Medan, Bobby Nasution juga bakal kena imbasnya.
"Jika Gibran menjadi cawapres (pendamping) Prabowo, besar kemungkinan PDIP akan melakukan evaluasi total terhadap status relasi dan keanggotaan Gibran, Bobby, dan juga Jokowi sendiri di PDIP," tutur Umam.
Di saat yang sama, katanya, pencalonan Gibran tampaknya sedang ditunggu-tunggu oleh para rival politik Jokowi, sebagai narasi 'politik dinasti' yang akan menjadi amunisi efektif guna menentang legitimasi dan kredibilitas politik Presiden ketujuh RI itu.
Kemudian, hal itu juga dinilai bakal berdampak terhadap mesin politik pencalonan Prabowo. Sebab, putusan MK dan deklarasi Prabowo-Gibran akan dianggap sebagai manifestasi nyata terhadap keinginan besar Jokowi dalam perpolitikan nasional.
Umam menyebut narasi politik dinasti yang merujuk pada pasangan Prabowo-Gibran itu bahkan bisa dijadikan sebagai wacana penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) yang dikait-kaitkan dengan potensi intervensi kekuasaan presiden terhadap yurisdiksi MK.