Duh Gusti, Nasib Guru Honorer Ini Bikin Menangis
Dia melakoni pekerjaannya ini dengan sabar dan ikhlas.
Menurut Titin, yang paling penting ialah bisa mengajar.
Titin berprinsip, masa depan anak-anak di desa terpencil itu harus diselamatkan. Salah satu caranya ialah dengan memberikan pendidikan yang baik.
“Kalau melihat keadaan sekarang, saya terkadang menangis sendiri. Tapi, puji Tuhan, saya tetap bersyukur,” ujarnya.
Meski memiliki tekad mencerdaskan generasi muda, Titin tetap mempunyai keinginan layaknya manusia lain.
Titin berharap, suatu saat pengabdiannya ini bisa berbuah manis, setidaknya diangkat menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Sampai sekarang saya dan suami berusaha menjalani keadaan ini seperti air yang mengalir,” tutupnya. (Achmad Munandar/jos/jpnn)