Duh, Mbak Ika Ternyata Seperti Itu
Menurutnya, polisi sebelum menangkap Ika sempat mendatangi rumahnya terlebih dahulu. Maryam tak tahu alasan penangkapan anak perempuannya itu.
Menurutnya, Ika adalah anak pendiam yang jarang keluar rumah. Bahkan, tak pernah ada tamu asing yang datang ker rumahnya, selain teman sekolah Ika dulu.
Kapolres Purworejo AKBP Satrio Wibowo mengatakan, Ika memang ada kaitan dengan jaringan teroris Bekasi. “Berinisial IP. Diduga memiliki kaitan dengan bom Bekasi,” jelasnya.
Menurut Satrio, Densus 88 juga mengamankan beberapa barang bukti dari rumah Ika. Namun, dia enggan memerinci penangkapan Ika.
“Kami sifatnya hanya mem-back up,” kata perwira menengah Polri dengan dua melati di pundak itu.
Dari catatan Jawa Pos Radar Jogja, penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Purworejo kali ini bukanlah yang pertama. Ada dua lainnya yang juga telah ditangkap pasukan detasemen antiteror.
Pertama ada Yasir bin Bar yang dikenal sebagai ahli komputer jaringan Nurdin M. Top pada April 2008 saat berada di rumah mertuanya di Desa Wingkosangrahan, Ngombol. Yasir yang kesehariannya dikenal sebagai guru mengaji di salah satu pondok pesantren di Surakarta ditangkap saat mengunjungi istrinya yang baru saja melahirkan.
Penangkapan kedua terjadi September 2014. Densus 88 menangkap Chandra alias Suharto alias Aris Suharto, warga Kelurahan Pangenrejo. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjual susu kedelai itu diduga sebagai orang yang menyembunyikan Noordin M. Top dan Dr Azhari. Chandra diciduk saat hendak berangkat jualan.(udi/yog/ong/jpg/ara/jpnn)