Duh, Polri Belum Temukan Aktor Intelektual Kasus Salim Kancil
jpnn.com - JAKARTA - Pengusutan pembunuhan dan penganiayaan aktivis penolak tambang pasir di pesisir Pantai Watu Pecak, Lumajang, Jawa Timur, masih terus berlanjut. Sejauh ini Kepolisian Daerah Jawa Timur sudah menjerat 22 tersangka dalam kasus yang terbilang keji itu.
Namun, apakah dari 22 tersangka itu sudah ketahuan siapa aktor intelektual di balik peristiwa yang oleh sebagian kalangan dianggap tak berprikemanusiaan ini?
"Proses masih berlangsung semoga bisa segera tuntas," tegas Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Agus Rianto dikonfirmasi JPNN, Rabu (30/9) sore.
Agus melanjutkan Polri kini tengah mendalami apakah ada yang memerintahkan atau membiayai para tersangka untuk menghabisi dua aktivis tersebut. "Yang masih terus didalami hal tersebut, namun belum ditemukan adanya keterangan yang mengarah," katanya.
Agus membantah kepolisian setempat lamban bereaksi ketika sebelumnya sudah ada pengaduan soal ancaman pembunuhan terhadap aktivis itu. Menurut dia, polisi sudah melakukan antisipasi sejak dini. Karenanya, Agus mengingatkan, jangan saling menuding dalam kondisi seperti ini.
"Tidak begitulah. Dalam situasi seperti ini jangan biasakan saling tuding. Jika punya bukti silakan disampaikan supaya tidak jadi fitnah," imbau jenderal bintang satu ini.
Agus mengimbau agar masyarakat mematuhi aturan hukum yang ada dan jangan mudah terprovokasi. "Jika ada informasi penting segera sampaikan polisi untuk ambil langkah lebih lanjut," tandasnya.
Seperti diketahui dua aktivis penolak tambang pasir dianiaya. Korban tewas bernama Salim, warga Dusun Krajan II. Sedangkan luka berat yaitu Tosan, 51, warga Dusun Persil. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sebelumnya mengatakan, setelah menangkap sejumlah tersangka kini tinggal mencari siapa aktor intelektual di balik peristiwa ini. (boy/jpnn)