Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Duh, Selama 13 Hari Terjadi 149 kali Gempa di Daerah ini

Jumat, 26 Februari 2016 – 18:50 WIB
Duh, Selama 13 Hari Terjadi 149 kali Gempa di Daerah ini - JPNN.COM
ilustrasi grafik gempa. Foto: dok. JPNN.com

jpnn.com - NGANJUK--Fenomena alam yang tak biasanya terjadi di Nganjuk. Tercatat dalam 13 hari terakhir, bumi Nganjuk diguncang gempa sebanyak 149 kali gempa berkekuatan 3,7 skala richter. Meski kategori gempa swarm atau ringan, tapi membuat penasaran warga yang sering mendengar suara gemuruh hingga radius 10 kilometer. 

Supriyadi, warga Desa Kuncir Kecamatan Brebek, Nganjuk mengatakan, tidak ada dampak kerusakan akibat gempa. Tapi, ia sering mendengar suara gemuruh.

“Dalam satu bulan ini, dengar suara gemuruh dan ada getaran tidak terlalu kuat,” ujar Supriyadi. 

Namun, ia tidak resah dengan adanya suara dan gempa tersebut, karena dinilai masih kecil dan tak merusakkan bangunan rumah. Hanya, ia bersama warga lain penasaran dengan fenomena tersebut.

Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Nganjuk, membenarkan adanya laporan masyarakat tersebut. Dalam catatan petugas BMKG setempat terhitung sejak 13- 26 Februari terjadi, sebanyak 149 kali gempa.

BMKG Sawahan menyebutkan, salah satunya gempa terjadi kemarin, pada pukul 00.04 dengan magnitudo 2,92 skala richter. Lokasi gempa berada di 29 kilometer sebelah utara pusat kota Nganjuk. 

Gempa kedua dengan magnitudo 2,32 skala richter terjadi pukul 02.00 dini hari kemarin. Letaknya di 29 kilometer timur laut Nganjuk kota. Ada pun gempa ketiga terjadi selang 20 menit kemudian atau pukul 02.20 dengan kekuatan 3,7 skala richter. Pusat gempa berada di 5 kilometer timur laut Kertosono. Terakhir, gempa terjadi pukul 04.07 dengan kekuatan 2,4 skala richter. Pusat gempa tersebut ada di 7 kilometer sebelah timur Kecamatan Baron. 

Karena efek guncangan yang kecil itu pula, ada sebagian masyarakat yang tidak merasakan gempa di wilayah mereka, tetapi terdeteksi jelas di radar gempa BMKG. Penyebab gempa swarmn  ini adalah akibat gesekan lempengan batu bawah tanah yang sudah rapuh, dan biasanya terjadi di sekitar gunung berapi. Warga dihimbau tidak khawatir dengan gempa tersebut karena, di samping kekuatannya kecil, juga akan berakhir dengan sendirinya.(pojokpitu/end/flo/jpnn)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close