Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Duh, Siswa SMP-SMA di Solo sudah Senang Dugem

Selasa, 27 September 2016 – 10:40 WIB
Duh, Siswa SMP-SMA di Solo sudah Senang Dugem - JPNN.COM
Ilustrasi: Radar Jogja

jpnn.com - SOLO –  Satuan Sabhara Polresta Surakarta terus menggencarkan razia di lokasi-lokasi hiburan malam. Langkah itu bukan semata-mata demi menekan tindak kejahatan, tapi juga mencegah semakin maraknya anak-anak usia SMP dan SMA yang keluyuran di tempat hiburan malam alias lokasi dugem.

Kasat Sabhara Polresta Surakarta Kompol Tumiran mengatakan, banyak anak di bawah umur yang seharusnya fokus sekolah malah keluyuran di tempat hiburan malam. Bahkan ada yang bekerja di tempat hiburan.

“Secara berkala kita terus menggencarkan patroli di lokasi hiburan malam yang terindikasi terdapat pekerja di bawah umur. Mereka akan diberikan pembinaan,” ujar Kasat Sabhara Polresta Surakarta Kompol Tumiran seperti diberitakan Jawa Pos Radar Solo.

Informasi yang diterima Tumiran dari anggotanya, di tempat hiburan malam kerap dijumpai anak-anak usia SMP dan SMA. Di lokasi itu mereka mengonsumsi minuman keras.

Terkait pekerja bawah umur di lokasi hiburan malam, Kasatreskrim Polresta Surakarta Kompol Saprodin tak menyangkalnya. “Yang terbaru minggu ini kita mendapati tiga remaja yang diamankan dari tiga lokasi hiburan malam. Mereka berasal dari luar kota dan bekerja atas keinginan sendiri,” bebernya.

Peringatan langsung diberikan kepada pengelola hiburan malam yang mempekerjakan anak bawah umur. Jika pengelola tempat hiburan masih nekat, polisi akan meneruskan laporan ke Pemerintah Kota Surakarta agar mencabut izin operasi tempat dugem.

Sebab, ketika pengelola atau pemilik hiburan malam ketika diperiksa, mereka selalu berdalih tidak mengetahui bahwa anak tersebut tidak boleh bekerja di lokasi tersebut. “Padahal sudah jelas tertera pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan bahwa usia minimal itu 18 tahun,” tegas Saprodin.

Terpisah, aktivis pemerhati anak sekaligus Ketua Yayasan Kapas Dian Sasmita memaparkan, banyak faktor menyebabkan anak terpaksa bekerja di lokasi hiburan malam. “Biasanya orang tuanya tidak memiliki biaya untuk melanjutkan sekolah, sehingga anak memilih untuk bekerja,” ungkapnya.

SOLO –  Satuan Sabhara Polresta Surakarta terus menggencarkan razia di lokasi-lokasi hiburan malam. Langkah itu bukan semata-mata demi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close