Dukung Langkah Jokowi Cari Alternatif Pembiayaan di Luar Bank Dunia dan IMF
Komisi XI DPR Ingatkan Pemerintah Realistis Tetapkan Target Penerimaan Negarajpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, M Misbakhun memuji langkah Presiden Joko Widodo mencari alternatif pembiayaan di luar pinjaman Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF). Menurutnya, presiden yang beken disapa dengan nama Jokowi itu memilih langkah yang masuk akal untuk menutup ruang fiskal di APBN dengan mencari pinjaman yang tidak berisiko.
Misbakhun menyampaikan hal itu saat rapat kerja Komisi XI DPR dengan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil di Jakarta, Senin (21/9) untuk membahas asumsi makro RAPBN 2016. Menurutnya, realisasi penerimaan negara dalam APBN 2015 bakal meleset dari target.
Misbakhun mengatakan, realisasi penerimaan negara sampai September ini baru mencapai 51 persen dari target di APBN 2015. Padahal, seharusnya angka 50 persen sudah tercapai pada Juli.
"Sementara kita tinggal 3,5 bulan di tahun ini. Kalau realisasinya masih jauh dari harapan, tentu asumsi penerimaan dari pajak dan cukai tak bisa dipatok tinggi di RAPBN 2016," katanya.
Misbakhun mengingatkan pentingnya target penerimaan negara yang realistis. "Misalnya, jangan sampai inflasi lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi. Supaya jangan tekor," tuturnya.
Politikus Golkar itu menambahkan, jika asumsi target penerimaan pajak dan cukai dipatok tinggi ketika realisasi penerimaan negara masih jauh, maka hal itu malah akan membebani pelaku usaha. Misalnya, kenaikan cukai akan memukul industri rokok dan tembakau.
"Di tahun ini saja sudah terjadi penurunan penjualan industrinya. Kalau target cukai dipaksakan naik, akan jadi masalah di industrinya," tandasnya.