Dukung Pernyataan Boni Hargens, Mukhlis Ramlan Ucapkan Kalimat Keras Kepada Fadli Zon dan Razikin
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Presiden Forum Pengacara Kesatuan Tanah Air (FAKTA) Mukhlis Ramlan menilai pernyataan Direktur Eksekutif Lembaga Pemilih Indonesia, Boni Hargens terkait informasi adanya rancangan kudeta terhadap Pemerintahan yang sah adalah bentuk kepedulian terhadap negara.
Pernyataan tersebut juga sebagai antisipasi dini menyelamatkan NKRI dari gerakan sebuah kelompok yang tidak hanya dilakukan oleh militer saja. Bahkan tindakan politik oleh sebuah komunitas untuk menguasai Pemerintah yang sah dengan agenda rahasia yang melibatkan tokoh-tokoh sipil berpengaruh dalam sebuah negara juga sering terjadi.
Sebagai contoh, menurut Mukhlis Ramlan, peristiwa kudeta yang pernah terjadi di Oman, Mesir, Turki, Libya dan lain-lainnya tidak hanya dilakukan oleh kelompok militer, tetapi dalam prosesnya ada keterlibatan kaum sipil yang aktif dalam gerakan oposisi di Negara-negara tersebut.
“Informasi dari Boni Hargens yang menyebut perancang kudeta, seharusnya tidak ditanggapi berlebihan oleh Razikin (Ketua Bidang Hukum dan HAM Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah) bahkan membawa bawa institusi Pemuda Muhammadiyah, apalagi menyebut Boni Hargens sedang berhalunisasi adalah kedangkalan berpikir untuk merespons informasi penting yang seharusnya kita rembugkan bersama untuk kebaikan negara ini,” kata Mukhlis Ramlan dalam di Jakarta, Sabtu (6/6).
Menurut Mukhlis, selama ini hubungan Boni Hargens dengan Pemuda Muhammadiyah baik saja. Di beberapa kegiatan Pemuda Muhammadiyah diberikan akses ke Pemerintah oleh Boni Hargens.
“Jadi komentar yang membawa institusi Pemuda Muhammadiyah jelas tindakan keliru, dan tidak memahami substansi secara utuh lalu panggil media untuk membantah pernyataan Boni Hargens tanpa data dan analisa bahkan melakukan sindiran yang bernada hinaan,” katanya.
Menurut Mukhlis institusi negara telah melakukan pertemuan rutin, melakukan sebuah kajian panjang, analisa data untuk mencari solusi terbaik atas gerakan dari perancang kudeta tersebut.
“Mereka tidak hanya memanfaatkan isu soal Papua, kemiskinan dan ancaman perbatasan, bahkan wabah covid-19 yang terjadi hampir di seluruh negara juga menjadi serangan politik bagi perancang kudeta untuk terus menjatuhkan Pemerintah dengan kalimat Pemerintah gagal hadapi wabah dan turunkan Jokowi. Ini fakta dan terus mereka lalukan hingga target tercapai,” ucap Mukhlis.