Dukung Program Kapten, Ketua DPD RI: Mari Nyalakan Indonesia Hebat
“Kelahiran bangsa ini ditandai dengan dua peristiwa penting, yaitu berdirinya Budi Utomo pada 20 Mei 1908, dan ikrar Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Saat itu belum ada partai politik. Dan, mereka semua adalah orang-orang non-partisan yang berpikir untuk mewujudkan lahirnya negara ini," katanya.
Dia menambahkan semangat serupa dimiliki tokoh lain, termasuk tokoh agama. Puncaknya ditandai dengan lahirnya Resolusi Jihad di Surabaya, 22 Oktober 1945, yang dikeluarkan oleh Pendiri dan Rois Akbar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Asy’ari.
"Sehingga meletuslah peristiwa 10 November 1945 di Surabaya, yang diperingati sebagai Hari Pahlawan. Dan seruan Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 diperingati sebagai Hari Santri," ujarnya.
LaNyalla meminta semangat dan pikiran jernih para pendiri bangsa dipegang teguh. Sebab, semangat dan pikiran tersebut bisa menjadi pengingat dan cermin introspeksi diri sebagai bangsa.
"Sebab kita harus jujur dengan diri kita sendiri. Apakah perjalanan bangsa Indonesia hari ini semakin menuju cita-cita para pendiri bangsa, atau semakin menjauh? Semangat kita dalam mewujudkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia melalui spirit Musyawarah, Gotong Royong dan Ekonomi Koperasi apakah masih kita jalani? Atau justru kita semakin individualistik dengan memuja ekonomi kapitalistik?" tanyanya.
Dengan alasan tersebut, mantan Ketua Umum PSSI itu memberikan apresiasi kepada Kapten Indonesia yang fokus membangun kualitas sumber daya manusia (SDM) dari tingkat desa.
“Indonesia membutuhkan SDM handal. Oleh sebab itu, kita dukung Kapten Indonesia untuk mencetak SDM unggul kelas dunia. Apalagi, kegiatan Kapten Indonesia difokuskan membangun SDM di tingkat Desa dan Kecamatan," katanya.
Senator asal Jawa Timur itu menjelaskan, Desa adalah basis satuan pemerintahan terkecil di Indonesia.