Dukung Program Organisasi Penggerak Kemendikbud, Azwar Anas: Ini Saatnya Mendorong Partisipasi Masyarakat
Padahal, kompetensi guru, potensi daerah, dan sekolah berbeda satu sama lainnya.
“Pembelajaran tatap muka saat ini berbeda, caranya juga berbeda, bagaimana merangsang anak juga berbeda. Harapan saya bersinergi sehingga kepala daerah memahami soal penggerak,” tuturnya.
Sebelumnya, dua organisasi peserta POP juga mengaku siap menjalankan program tersebut di berbagai daerah seluruh Indonesia, mulai tahun ini.
Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) menilai POP merupakan salah satu langkah efektif meningkatkan kualitas pendidikan dengan membawa unsur kegotongroyongan antara pemerintah dan organisasi kemasyarakatan.
YSKK telah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan & Jaringan Pendidikan di Sukoharjo, seperti Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (HIMPAUDI).
Serta Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), terkait persiapan implementasi program dengan melakukan pendataan.
“Kami dari 2020 sudah siap melaksanakan POP dan berkomitmen selalu mendukung kemajuan pendidikan nasional. Kami akan selalu dan terus melakukan praktik baik yang selama ini sudah dilakukan dengan atau tanpa anggaran dari pemerintah,” tegas Ketua Yayasan Ircos Indonesia, Nur Syamsudin.(chi/jpnn)