Dukung Program Pemerintah, BNI Guyur Sektor Maritim Rp9,7 Triliun
jpnn.com - JAKARTA – PT Bank Negara Indonesia (BNI) mencatat telah menyalurkan kredit di sektor kemaritiman lebih dari Rp 9,7 triliun hingga September 2015. Angka itu lebih tinggi ketimbang periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp8,7 triliun.
Direktur Bisnis 2 BNI Sutanto memaparkan, BNI melakukan perluasan dan percepatan penyaluran kredit ke sektor kelautan dan perikanan dengan terus merealisasikan distribusi pinjaman melalui pola kredit kepada lembaga keuangan (KKLK).
“Langkah ini dilakukan sebagai salah satu upaya BNI mendukung program pemberdayaan masyarakat pesisir dan pengembangan usaha yang terus didorong oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP),” katanya di Jakarta kemarin (22/10).
Sutanto menyatakan, upaya BNI untuk terus menyalurkan kredit di sektor kelautan dan perikanan tersebut selaras dengan program Jaring (Jangkau, Sinergi dan Guideline) yang merupakan insiatif jangka pendek dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan KKP. “Program Jaring ini untuk meningkatkan peran serta sektor keuangan dalam mengakselerasi pertumbuhan sektor kemaritiman,” jelasnya.
KKLK merupakan salah satu pola pembiayaan yang disiapkan BNI dalam mempercepat dan memperluas penyaluran kredit di sektor kelautan dan perikanan.
Sementara itu, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan laba bersih tumbuh tipis sepanjang kuartal III-2015. Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, raihan laba bersih pada kuartal III-2015 menjadi Rp18,3 triliun dari Rp18,03 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“Laba tumbuh, kita harapkan akhir tahun berusaha tetap naik karena tiga bulan terakhir ada opportunity KUR. Casa naik tekan cost of fund yang berdampak ke profitabilitas,” ujar Sunarso dalam paparan kinerja keuangan perbankan pelat merah di Gedung BRI, Jakarta, Kamis (22/10).
Naik tipis sebesar 1,4 persen itu, lanjut Sunarso, karena perseroan melakukan pencadangan kerugian hingga 150 persen. Sementara rasio kecukupan modal mencapai sebesar 20,6 persen, atau jauh di atas ambang batas ideal yang ditentukan regulator. Dengan modal kinerja yang sehat, lanjut dia, stabil dan berkelanjutan, BRI optimistis pertumbuhan ke depan jauh lebih baik.