Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dulu Jadi Bahan Ejekan, Kini Role Model

Selasa, 26 Agustus 2014 – 11:35 WIB
Dulu Jadi Bahan Ejekan, Kini Role Model - JPNN.COM
GIGIH: Ilham Achmad Turmudzi bersama sang ibu, Siti Salsiah, di tengah puluhan medali dan piala yang menghiasi rumah atlet renang tunarungu itu. Narendra Prasetya/Jawa Pos/JPNN.com

jpnn.com - ’’Ma, mengapa aku tidak bisa lolos ke Tiongkok?’’ Pertanyaan itu mengusik pikiran Siti Salsiah, 46, akhir-akhir ini. Sebab, pertanyaan tersebut dilontarkan anaknya, Ilham Achmad Turmudzi, yang sangat ingin tampil dalam YOG 2014 di Nanjing, Tiongkok, 16–28 Agustus ini.

Siti sempat bingung menjawab pertanyaan anaknya yang tunarungu itu. Sebab, secara teknis, Ilham sebenarnya berhak tampil dalam olimpiade olahraga remaja tingkat dunia tersebut. Bersama empat perenang Indonesia lainnya, catatan waktu yang ditorehkan Ilham memenuhi ketentuan yang dipatok panitia. Mereka mampu melewati limit A. Bahkan, pelatih renang di pelatnas sempat menyebut namanya lolos ke YOG 2014.

Namun, nasibnya belum beruntung. Ilham gagal tampil di kejuaraan renang internasional itu karena terbentur kuota yang dicanangkan FINA (federasi renang internasional). Kuota yang dimaksud hanya membolehkan Indonesia mengirim dua perenang putra dan dua perenang putri. Ilham terpental dari tim renang Indonesia setelah secara ranking kalah oleh dua perenang putra lainnya.

Karena itu, perenang 16 tahun tersebut harus mengubur impiannya mengikuti kejuaraan yang sudah lama diidam-idamkan tersebut. Indonesia diwakili Ricky Anggawidjaja dan Muhammad Hamgari di bagian putra serta Monalisa Arieswaty dan Olivia Fernandes di bagian putri. Kalau saja Ilham berlaga dalam event itu, bisa jadi dia merupakan atlet disable satu-satunya yang tampil dalam olimpiade olahraga non-disable tersebut.

Catatan waktu Ilham untuk nomor 200 meter gaya dada dengan 2 menit 21,98 detik sudah cukup membuktikan kelayakan dirinya terjun dalam ajang tersebut. Torehan waktu itu sudah jauh di atas limit yang ditentukan FINA di angka 2 menit 22,24 detik.

Sebagai seorang ibu, tidak ada cara lain yang bisa dilakukan Siti Salsiah kecuali terus memberikan dorongan. Tujuannya, motivasi Ilham bisa bangkit kembali.

’’Kadang saya menangis jika dia bertanya seperti itu. Saya selalu bilang kepadanya, mungkin kamu gagal ikut ke YOG, tapi kamu masih bisa mewujudkan impianmu yang lain, tampil di olimpiade sesungguhnya,’’ ujar Siti ketika ditemui Jawa Pos di rumahnya, kawasan Pabuaran, Cibinong, Bogor, Minggu (17/8).

Menurut Siti, sejak kecil Ilham memang bercita-cita bisa tampil dalam olimpiade tingkat dunia. Sebab, di tingkat nasional, prestasi Ilham sudah ’’tak tertandingi’’. Puluhan medali dan trofi di ruang tamu rumahnya menjadi bukti prestasi yang pernah diraih remaja berkebutuhan khusus tersebut. Karena itu, dia sangat ingin tampil di kejuaraan internasional setingkat olimpiade remaja tersebut untuk mengukur prestasi di level yang lebih tinggi.

’’Ma, mengapa aku tidak bisa lolos ke Tiongkok?’’ Pertanyaan itu mengusik pikiran Siti Salsiah, 46, akhir-akhir ini. Sebab,

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News