Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dulu Jualan Soto Ayam Keliling, Sekarang Omzet Miliaran Rupiah

Sabtu, 10 September 2016 – 00:07 WIB
Dulu Jualan Soto Ayam Keliling, Sekarang Omzet Miliaran Rupiah - JPNN.COM
Pak Sadi saat dijumpai Kaltim Post di Soto Ayam Ambengan Pak Sadi cabang Balikpapan, Sungai Ampal, Rabu (8/9) pagi. Foto: PAULUS/KALTIM POST/JPNN.com

Berasal dari pelanggannya yang mengenalkan dia dengan orang Jakarta. Melihat kesempatan melebarkan sayap itu, ia menerima tawaran kerja sama dari pemilik sebuah rumah di Jalan Wolter Monginsidi, Kebayoran itu.

“Saya tidak menyangka di Jakarta banyak rumah makan yang menamai Soto Ayam Ambengan cabang Surabaya. Padahal saya tidak membuka cabang di manapun,” ujarnya.

Sadi mengaku sempat geram. Ia ingin mematenkan nama usahanya itu. Namun, nama jalan tidak bisa dipatenkan sebagai rumah makan. Akhirnya, ia menambahkan namanya di belakang tulisan soto Ambengan, menjadi Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli).

Kerja sama dengan orang Jakarta itu tidak berjalan sampai satu tahun. Karena pandangan yang berbeda akhirnya kerja sama tidak dilanjutkan. Tapi, ia tidak langsung menutup cabangnya di Jakarta. 

Potensi yang sangat besar menjadi pertimbangannya ia tetap membuka warung soto di daerah Kebayoran. Sampai akhirnya dia sempat mengontrak rumah lalu membeli tanah dan dibangunnya rumah makan Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli) keduanya.

“Yang dulunya hanya sebuah warung. Sekarang rumah makan Soto Ayam Ambengan Pak Sadi (Asli) baik di Surabaya maupun di Jakarta berbentuk bangunan tiga lantai. Ia juga mempersilakan karyawannya untuk tinggal di lantai dua dan tiga.

Sadi sendiri saat ini hanya bertugas mengawasi karyawan. Dia tidak lagi turun ke dapur untuk memasak, atau menjadi kasir menerima uang pelanggan seperti awal ia lakukan. 

Tidak heran puluhan tahun berdiri, banyak pelanggan setianya yang bahkan hingga anaknya dan cucunya menjadi pelanggannya kembali. Dulu satu porsi hanya seharga Rp 250 sampai Rp 28.000.

PEPATAH lama yang menyatakan "hidup seperti roda berputar" tampaknya berlaku juga bagi Hasni Sadi.  Berawal dari menjadi buruh lepas

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News