Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Dulu Keliling Diskotek Buru Mahasiswi Bispak

Rabu, 18 Juni 2008 – 09:46 WIB
Dulu Keliling Diskotek Buru Mahasiswi Bispak - JPNN.COM
Mahasiswi diperkosa. Ilustrasi Foto: pixabay

            Pertengahan 2005, menjelang bulan Ramadan, mobil Tasmi terjebak kemacetan di bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Ada demonstrasi mendukung RUU Anti Pornografi. Mayoritas pesertanya ibu-ibu yang berpanas-panas, berteriak sambil membentangkan poster.

            ”Saat itu baru ada desiran dalam hati saya. Kok ironi sekali ya, ada ibu yang demo, ada ibu yang justru memohon-mohon minta anaknya ditelanjangin,” katanya. Pergulatan batin Tasmi semakin menghebat ketika kantornya dilanda konflik internal.

            Atas saran seorang sahabatnya, akhirnya dia memutuskan mundur dari Lipstik pada awal 2006. Empat bulan kemudian tabloidnya tutup. Semua karyawan dan awak redaksi berpencaran. ”Setahun saya hanya menangis. Tak punya kerjaan, bingung dan gundah,” katanya.

            Tasmi lalu diajak mengikuti sebuah majelis taklim di Bekasi, Jawa Barat, dekat rumah orang tuanya. Pelan-pelan, rasa percaya dirinya muncul lagi. ”Padahal, sebelumnya saya takut ketemu orang. Saya sudah suudzon mereka tahu masa lalu saya,” kata alumnus Stikosa AWS (Akademi Wartawan Surabaya) itu.

            Dia lalu menuliskan pengalaman hidupnya dalam bentuk novel berjudul Sebelum Cahaya-Mu Datang. Dalam kisah nyata itu dia memakai nama samaran Wiena Damayanti. ”Awalnya tak ada penerbit yang mau menerbitkan, saya kirim berulangkali, tapi ditolak terus,” katanya.

            Akhirnya, April 2008, penerbit Hikmah (anak group Mizan) bersedia menerbitkannya. Model Ratih Sanggarwati dan artis Inneke Koesherawati ikut menyumbang testimoni dalam novel setebal 421 halaman itu. Tasmi sering diundang dalam acara bedah buku dari satu forum ke forum lain. ”Saya dedikasikan novel ini untuk ibu-ibu yang rela terpanggang matahari untuk mengusir wabah pornografi. Percayalah B, perjuangan Anda tak sia-sia,” katanya. (el/jpnn)

Bisnis pornografi tak pernah mati. Itulah keyakinan Tasmi Soeryotirto, mantan pimpinan tabloid “panas” yang bertobat. Selain menerbitkan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close