Dulu Mesra, ke Toko Baju pun Bersama
jpnn.com - SIANTAR - Wakil Walikota Siantar Koni Ismail bercerita, saat mencalonkan diri dalam pilkada 2010, begitu juga setelah terpilih sebagai walikota dan wakil walikota, hubungannya dengan Hulman Sitorus sangat baik dan romantis.
"Dulu kompak kami. Manis kali dia dulu. Dulu kami ke toko baju pun sama, beli sepatu pun sama. Seringkali aku diteleponnya untuk menanyakan baju apa yang akan kami pakai besok dan sering sepakat memakai baju yang sama," cerita Koni, kemarin.
Hubungan tersebut hanya berlangsung 3 bulan saja, setelah mereka dilantik. Setelah itu, dia merasa seperti "dibuang" oleh Hulman.
"Waktu itu, tidak tahu siapa yang memengaruhinya, entah siapa yang mencuci otaknya, mulai Januari 2011, dia telah mengesampingkan saya dan seperti tidak dianggap lagi," katanya lagi.
Tanda-tanda ini terasa saat awalnya Hulman yang selalu mengajaknya dalam agenda kerja Pemko, namun selanjutnya itu tidak lagi.
Dan, dalam pertemuan-pertemuan, ia selalu ditinggalkan, begitu juga saat penyusunan APBD, ia juga tidak pernah dilibatkan sehingga ia tidak mengetahuinya.
Koni melanjutkan, hubungan mereka semakin renggang ketika ada aksi unjukrasa protes ijazah, urine dan darah Hulman yang diduga palsu. Saat itu demo yang dilakukan para guru serta wartawan, sering terjadi.
"Atas adanya unjukrasa itu, saya dituduh sebagai provokator yang menggerakkan. Padahal, sama sekali saya gak tahu soal ijazah, urin, darah palsu itu. Saya gak peduli itu. Cuma aku jangan dituduh. Sakit kalau ada gak ada, tapi dituduh," tukasnya.