Durian Melayu, Sajian Khas Bulungan
jpnn.com - MUSIM buah Durian Melayu di Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Bulungan bertepatan dengan berakhirnya bulan Ramadan 1435 Hijriah/2014 Masehi.
Harganya bervariasi tergantung ukuran besar buahnya. Dari yang terkecil seharga Rp 10 ribu sampai yang terbesar Rp 50 ribu. Namun kandungan fosfor dari buah durian melayu terkenal sangat tinggi dan jika terlena dengan lezatnya, mengkonsumsi secara berlebihan kepala bisa pusing seperti mabuk.
Di pekan terakhir Ramadan, kala kaum muslim sibuk mempersiapkan beraneka kebutuhan untuk Lebaran, ada yang berbeda diantara riuhnya masyarakat itu. Apa itu?
Aroma khas buah durian (Durio Zibethinus) sudah menyebar saat kita melewati Jalan Yos Sudarso yang merupakan jalan protokol di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Bagaimana tidak, gundukan buah durian banyak ditemui di sepanjang pinggir jalan protokol, utamanya saat senja merambah. Kita dapat dengan mudah mendapatkan penjual musiman buah durian yang tak segan untuk membelahkan durian yang dibeli untuk membuktikan kualitasnya. Durian apakah itu"
Durian Melayu begitu orang sering menyebutnya. Kali ini durian asal Tanjung Selor dan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ini mulai merambah Tarakan yang memang merupakan kota distribusi utama buah beraroma khas ini.
Kota Tanjung Selor dan Tanjung Palas memang sangat dikenal sebagai penghasil buah legit ini. Bagi penggemarnya, Idulfitri kali ini merupakan pesta buah berduri luar dengan cita rasa yang nikmat ini.
“Kalau durian dari Tanjung Selor dan Tanjung Palas ini memang bentuknya tidak terlalu besar. Namun rasanya dijamin memuaskan bagi yang hobi makan durian ini,” kata Anwar, 42 tahun, salah seorang penjual durian di bilangan Jalan Yos Sudarso.