Efek Kabut Asap Kebakaran Hutan, Bisa Bikin Kulit Kendur dan Keriput?
jpnn.com - Kabut asap akibat kebakaran hutan yang terjadi beberapa waktu belakangan seakan tak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya menyebabkan kerugian dari segi materi, adanya fenomena tersebut juga mengancam masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi kejadian.
Masyarakat yang bergelimang kabut asap dalam melakukan kegiatan sehari-hari tak hanya berpotensi mengalami gangguan pernapasan, tapi juga masalah pada kulit.
Faktanya, ada banyak faktor yang bisa merusak kondisi kulit Anda, salah satunya adalah paparan kabut asap secara berulang. Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan dari KlikDokter, paparan kabut asap dapat merusak dan menghambat produksi kolagen di kulit.
“Senyawa kimia yang berasal dari polusi seperti kabut asap dapat merusak struktur kolagen kulit dan menghambat produksinya. Karena itu, kulit bisa saja tampak kendur, keriput dan kusam,” jelas dr. Muhammad Iqbal.
Tidak hanya itu, kabut asap akibat kebakaran hutan juga bisa menyebabkan munculnya jerawat, khususnya pada orang-orang yang memiliki jenis kulit berminyak. Ini terjadi karena kabut asap mengandung berbagai zat kimia termasuk debu dan kotoran yang bisa menyumbat kelenjar minyak pada kulit.
Lebih lanjut, kabut asap akibat kebakaran hutan juga bisa memicu kemunculan flek hitam di wajah Anda. Pasalnya, senyawa kimia yang terakumulasi pada kabut asap dapat dengan mudah menyebabkan iritasi pada kulit. Keadaan ini membuat tubuh memproduksi antioksidan dan melepas melanin secara berlebihan, sehingga flek hitam bisa muncul kemudian.
Namun, di antara itu semua, gangguan kulit paling parah yang bisa terjadi akibat paparan kabut asap berulang adalah kanker. Ya, kanker kulit alias melanoma. Penyakit mengerikan ini bisa terjadi karena kulit dapat dengan mudah menyerap berbagai zat berbahaya yang terakumulasi di kabut asap.
“Maka itu, akibat terpapar kabut asap secara berulang dan berkelanjutan, risiko kanker kulit akan akan semakin tinggi. Hal ini bisa semakin parah jika kulit Anda juga sering terpapar sinar matahari tanpa menggunakan tabir surya,” tandas dr. Iqbal. (jpnn)