Ekonom Apresiasi Menteri Bahlil Berhasil Wujudkan Investasi Rp 142 T di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat ekonomi Rosdiana Sijabat mengapresiasi keberhasilan Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yang berhasil memastikan LG Konsorsium untuk berinvestasi di Indonesia dengan nilai investasi sebesar US$ 9,8 miliar atau Rp 142 triliun.
Menurut Rosdiana, kesepakatan LG Konsorsium dengan pemerintah Indonesia untuk membangun pabrik baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) di Indonesia membawa kabar gembira bagi masyarakat Indonesia.
Pasalnya, selain meningkatkan ekonomi nasional, kehadiran pabrik tersebut di Indonesia juga bisa membuka lapangan kerja baru.
“Iya, sudah pastilah (lapangan kerja). Seharusnya kalau membangun pabrik baru atau investasi langsung, sudah pasti menciptakan lapangan pekerjaan kalaupun misalnya beberapa level dari tenaga kerjanya itu dari asing ya, pemerintah harus sudah membuka diri untuk tenaga kerja asing mungkin pada level-level tertentu, tetapi seharusnya sebagian besar atau mayoritas itu adalah lapangan kerja di dalam negeri,” kata Rosdiana pada Sabtu (5/8).
Menurut Rosdiana, kepercayaan LG Konsorsium untuk berinvestasi di Indonesia sangat baik, apalagi kondisi global yang tidak menentu pasca perang antara Rusia-Ukraina serta ketegangan antara Rusia dan beberapa negara Eropa, dan khususnya Amerika Serikat.
Untuk itu, kehadiran LG Konsorsium ini memberikan angin segar bagi ekonomi nasional.
“Pandangan saya bagus-bagus saja. Karena apa namanya investasi asing masuk. Kalau investasi baru itu pasti ada dampak ke perekonomian kita itu besar dalam kondisi sekarang juga. Kita mendapatkan investasi baru dari LG konsorsium itu bagus, apalagi kita ini kan lagi mengembangkan ekosistem nikel di Indonesia. Jokowi sudah melarang untuk ekspor nikel, tapi kalau misalkan kita terlambat atau lambat mengembangkan ekosistemnya ya sama saja kan,” ujarnya.
Rosdiana menyebut kehadiran LG Konsorsium untuk membangun pabrik EV di Indonesia menjadi penegasan bahwa kebijakan hilirisasi terhadap pertambangan di Indonesia sangat tepat. Indonesia memiliki bahan mentah untuk pengembangan baterai listrik.