Eks Mendag Lutfi Cerita Kisah Sukses Hilirisasi Indonesia, China-Eropa Sempat Ketar-ketir
Selain China, Eropa juga berupaya mencekal pertumbuhan ekspor Indonesia, dengan menyebut program hilirisasi Indonesia tidak ramah lingkungan.
Untuk itu, eks Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal periode 2005-2009 tersebut menuturkan bahwa Indonesia memerangi kebijakan diskriminatif tersebut melalui World Trade Organization (WTO).
Lutfi juga sangat mendukung hilirisasi yang ingin digenjot oleh pemerintah ke depannya. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara dengan perekonomian kuat.
“Kita ada deadline, kalau tidak industrialisasi, telat dan tidak melaksanakan pada hari ini juga, maka kita tidak bisa keluar middle income trap 2038-2040 kita selesai,” tutur mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat itu.
Di sisi lain, Ketua Umum Repnas Anggawira menyatakan hilirisasi merupakan cara bagi Indonesia untuk naik kelas menjadi negara maju.
Sehingga, terlepas dari siapa yang nantinya memenangkan Pilpres 2024, presiden terpilih haruslah meneruskan kebijakan hilirisasi.
Senada dengan pemaparan Lutfi, pria yang juga menjabat sebagai Sekjen Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu mengatakan, hilirisasi telah menaikkan daya tawar Indonesia di kancah global. Alhasil, negara ini semakin tidak mudah untuk ditekan negara lain.
"Hilirisasi nikel memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi kita. Jadi, program hilirisasi Presiden Jokowi harus dilanjutkan,” kata Anggawira. (mcr4/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini: