Ekspor Kepri ke Amerika Serikat Capai 675 Juta Dolar
jpnn.com, BATAM - Pasar Amerika menjadi tujuan utama pelaku usaha di Batam pada tahun 2019. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi hingga mencapai 7 persen. Caranya adalah dengan menggenjot ekspor ke Negeri Paman Sam tersebut.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Oke Nurwan mengatakan cara menggenjot ekspor adalah melalui strategi optimalisasi pemanfaatan surat keterangan asal (SKA) untuk mendapatkan generalized system of preferences (GSF) dari Amerika.
"SKA adalah dokumen pelengkap atau pendukung barang ekspor dan impor yang menunjukkan asal barang dengan ketentuan rules of origin (ROO). Manfaatnya antara lain mendapatkan keringanan tarif bea masuk," kata Oke, Senin (10/12) di Batam.
"Sedangkan GSP adalah fasilitas tarif preferensi yang diberikan oleh Amerika kepada negara berkembang dengan syarat tertentu. GSP ini diberikan kepada 103 negara berkembang, termasuk Indonesia," katanya lagi.
Dengan kata lain, Indonesia mendapatkan pemotongan bea masuk impor ketika mengekspor 3.500 produknya ke Amerika. Produknya antara lain produk pertanian, produk tekstil, garmen dan kayu. GSP merupakan kebijakan perdagangan sepihak yang umumnya dimiliki negara maju dengan tujuan untuk membantu perekonomian negara berkembang, tetapi tidak bersifat mengikat bagi negara pemberi atau penerima. Indonesia telah menerimanya selama 40 tahun.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Direktorat Fasilitasi Ekspor dan Impor Kementerian Perdagangan, Indonesia merupakan penerima GSP nomor empat terbesar di dunia, setelah India, Thailand dan Brazil. Pada tahun 2017, Indonesia mendapatkan pemotongan lewat fasilitas GSP sebanyak 1,95 miliar Dolar Amerika. Sedangkan total ekspor Indonesia ke Amerika mencapai 9,44 Dolar Amerika. "Produk utama yang diekspor antara lain ban truk dan bis, perhiasan, kabel, alat musik, barang-barang travel dan plywood," katanya lagi.
Sedangkan Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengatakan ide untuk memasuki Pasar Amerika merupakan ide bagus karena dapat mendorong sektor ekspor yang tengah mengalami perlambatan.
"Ini bagus karena dapat mendorong kita di tengah perlambatan karena net ekspor itu negatif. Dan juga sebagai stimulan untuk menumbuhkan optimisme dari pelaku usaha di Batam," paparnya.