Elemen Mahasiswa di Surabaya Tolak Pelaku Pelanggar HAM Memimpin Indonesia
jpnn.com, SURABAYA - Elemen mahasiswa, akademisi, dan aktivis 98 di Surabaya membedah Buku Hitam Prabowo; Sejarah Kelam Reformasi 1998 yang ditulis oleh Buya Aswar Furgdyama. Acara tersebut dilaksanakan di Surabaya, Sabtu (16/12).
Ketua Pelaksana Ali Wafa mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk menyuarakan sejarah kelam dalam pelanggaran-pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia kepada mahasiswa dan aktivis milenial.
"Milenial dan Gen Z agar memeriksa reka jejak calon Presiden dan Wakil Presiden menuju Pemilu 2024. Kami konsisten menolak secara keras pelaku pelanggar HAM," jelas Ali.
Sementara itu, Dandik, aktivis 98 Surabaya, mengungkapkan pelanggaran HAM adalah soal serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, bertalian dengan hak asasi warga untuk bisa hidup aman, terbebas dari berbagai bentuk kekerasan, intimidasi, represi, termasuk penculikan yang pernah menjadi bagian dari sejarah kelam reformasi 1998.
"Isu HAM tidak akan pernah hilang dalam proses politik di Indonesia selama pelakunya masih berkeliaran dan dipelihara oleh Negara," jelas Dandik.
Dandik menegaskan jika para pelanggar HAM ini tidak diadili, maka hal ini akan menjadi komoditas politik belaka. Dan hal itu, yang tidak diinginkan oleh para keluarga korban.
Di samping itu, Dandik juga menyambut baik hadirnya buku tersebut. Menurutnya, buku ini merupakan bentuk dari protes para aktivis kepada pemerintah yang tidak komitmen dalam urusan HAM.
Dandik mengakui buku ini mampu mengelaborasi secara lengkap dan alasan penting mengapa Prabowo menjadi ancaman bagi masa depan demokrasi Indonesia.