Elpiji 3 Kg Dijual Rp 25 Ribu per Tabung di Sumut
"Kami dengar wacananya begitu, gas 3 kg akan diganti dengan 5,5 kg (Bright Gas). Nantinya, bagi masyarakat yang mampu diarahkan membeli Bright Gas bukan gas yang bersubsidi," tutur Samsudin yang sudah menjadi agen gas selama tiga tahun terakhir ini.
Disebutkannya, masyarakat miskin atau kurang mampu yang membeli gas 3 kg nantinya menggunakan kartu miskin yang dikeluarkan pemerintah. Sedangkan masyarakat mampu tidak diperbolehkan lagi.
"Jadi, nantinya gas subsidi ini dapat sesuai sasaran untuk orang miskin atau tidak mampu. Maka dari itu, distribusinya mungkin akan tidak banyak jatah dari Pertamina untuk masyarakat," cetus Samsudin.
Dia berharap kalau memang gas 3 kg itu hanya untuk orang miskin pemerintah segera mempercepat peraturannya, sehingga masyarakat tidak bingung. "Gas 3 kg menggunakan sistem distribusi terbuka, siapa saja boleh membelinya. Akibatnya, banyak elpiji 3 kg yang dikonsumsi orang-orang mampu, tidak tepat sasaran. Harusnya, subsidi elpiji hanya untuk masyarakat miskin dan UKM," ujarnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, penjualan bright gas masih terbilang sepi atau kurang peminat. Dari 4 tabung yang dijual baru 2 tabung yang laku.
"Harganya memang cukup mahal, lumayan jauh perbandingan antara subsidi dengan non subsidi. Untuk isi ulangnya saja, sekitar Rp65 ribu per tabung bright gas. Sedangkan harga barunya sekitar Rp325 ribu," ucapnya.
Kelangkaan gas melon juga terjadi di Kota Binjai. Seperti yang terjadi di daerah Limau Mungkur, Kecamatan Binjai Barat, warga harus mencari ke distributor untuk mendapatkan gas elpiji 3 kg. "Susah sekali dapatnya, kalaupun ada harganya sampai 25 ribu," ucap Rodiah, warga Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai Barat.
Begitu juga halnya yang terjadi di sejumlah daerah di Kota Binjai, misalnya di SPBU Rambung. Warga rela mengantre untuk mendapatkan gas melon. "Keliling saya cari gas, tapi sampai sekarang belum dapat juga. Ngantre pun belum tentu kapan datangnya," ungkap Udin, warga Rambung.