Elpiji 3 Kg Terancam Langka
jpnn.com - BENGKULU - Wilayah Bengkulu terancam mengalami kelangkaan gas elpiji bersubsidi ukuran 3 kg. Pasalnya, sejak kenaikan harga elpiji 12 kg menjadi Rp 147.400 per tabung, membuat 47 persen konsumen beralih atau migrasi ke elpiji tabung "melon" tersebut.
Untuk mengatasi ancaman kelangkaan itu terutama menghadapi bulan puasa 1436 H mendatang, stok elpiji 3 kg di Bengkulu ditambah.
"Di warung-warung memang masih ada. Tapi banyak juga yang sudah mempersiapkan stok untuk puasa nantinya. Harga di eceran kini Rp 18.000/tabung untuk 3 kg dan yang 12 kg itu Rp 160 ribu/tabung," kata Lismiania, warga Kelurahan Pagar Dewa kepada Rakyat Bengkulu (Grup JPNN), kemarin.
Sales Eksekutif LPG Rayon Bengkulu-Jambi, Rahma mengakui kebutuhan elpiji 3 kg di Bengkulu meningkat. Ditambah lagi dampak naiknya harga elpiji 12 kg. Untuk itu pihaknya sudah melakukan antisipasi untuk tidak terjadi kelangkaan. Terutama dalam menghadapi puasa mendatang.
"Dari hasil pendataan di 10 kabupaten/kota memang dampak dari naiknya harga elpiji 12 kg non subsidi berimbas ke banyaknya warga beralih ke 3 kg. Sehingga angka penyaluran per harinya cukup tinggi mencapai 28 ribu. Sedangkan per bulannya mencapai 730 ribu tabung," kata Rahma.
Diungkapkan Rahma, untuk menciptakan situasi yang kondusif dan masyarakat tidak cemas dan resah, LPG Rayon Bengkulu-Jambi sudah melakukan penambahan stok. Penambahan cukup signifikan mencapai 10-13 persen dari penyaluran sebelumnya. Bahkan di pertengahan tahun mendatang, dalam APBN perubahan juga akan diperjuangkan ada penambahan kuota.
Banyaknya konsumen migrasi dari 12 kg ke 3 kg itu dari hasil data penjualan agen elpiji 12 kg yang ada di Bengkulu yang mengalami penurunan sampai 47 persen.
"Untuk harga elpiji 3 kg di Bengkulu belum ada kenaikan. Masih sesuai dengan HET yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur. Begitu juga untuk harga elpiji 12 kg belum ada kenaikan menjelang puasa ini," terangnya.