Elpiji Langka, Kalau pun Ada Harga Mahal
jpnn.com - NANGA BULIK – Tidak seperti di kabupaten lain, masyarakat Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau kerap kesulitan mendapatkan gas elpiji.
Tak hanya itu, selain stok sering kosong harganya juga cukup mahal. Untuk gas elpiji ukuran 3 kilogram dijual Rp 50 ribu, sedangkan ukuran 12 kilogram seharga Rp 195 ribu.
“Keberadaan minyak tanah atau gas LPG di dapur sangat penting. Tapi di Lamandau, selain harganya sangat mahal, terkadang stoknya kosong, padahal dapur harus terus mengepul,” ungkap Ani, salah satu ibu rumah tangga.
Meski sudah beralih menggunakan gas elpiji, Ani tetap tidak meninggalkan kompor minyak tanah. Jika stok gas elpiji kosong di pasaran, dirinya masih tetap bisa memasak.
Sementara, Aryo warga pendatang dari Palangka Raya mengatakan kenaikan elpiji di Lamandau seperti tidak terkontrol.
Menurutnya gas elpiji ukuran 3 kilogram yang seharusnya seharga Rp 18 ribu, dijual Rp 50 ribu. Sedangkan harga elpiji 12 kg beragama antara Rp 185 ribu hingga Rp 195 ribu.
Salah satu pengusaha kue olahan, Zulian Karunia mengaku pusing dengan kenaikan harga elpiji. Imbasnya biaya produksinya ikut meningkat, sementara dirinya sulit untuk menaikkan harga jual.
“Saya pakai elpiji 12 kg, karena untuk usaha. Gas segitu paling lama dua pekan sudah habis. Sekarang harganya naik lagi jadi 195 ribu dari sebelumnya Rp 185 ribu, jadi pusing,” ungkapnya. (mex/ton/k1)