Emas Antam Digerogoti Gurandil
jpnn.com - NANGGUNG–PT Antam (Persero) Tbk UBPE Pongkor, diperkirakan berhenti beroperasi sekitar tahun 2019. Hal itu, terjadi karena terus berkurangnya kadar emas.
External Relations Antam UBPE, Arief Armanto mengukui, hasil produksi setiap tahun terus menurun seperti pada 2010 menghasilkan emas 2.485 kilogram, 2011 mengahasilkan emas 1.987 kg, 2012 menghasilkan 1.700 kg. “Hingga Oktober tahun ini, baru mendapatkan emas 1.360 kg,” ungkapnya kepada Radar Bogor (Grup JPNN).
Menurut dia, cadangan emas berada di bawah batas 500 meter di atas permukaan laut (dpl) dan makin ke bawah kadarnya kecil sedangkan biaya yang diperlukan untuk eksplorasinya besar. “Kadar emas mengalami penurunan jika tahun 2005 rata–rata 14 gram per ton (gpt), saat ini hanya 8 gpt,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, salah satu penyebab berkurangnya emas karena banyaknya penggali liar yang masih beroperasi bahkan masuk kawasan Antam.
Menurut dia, lubang galian ilegal tersebar di sekitar blok Pasir Jawa dan Goong, Butak-Gudang Handak, Awi, Ciseureuh dan Ciguha. Tak hanya itu, Blok Cepu longsoran, Ciriung, Cisuren, Gunung Kapur, Cikoret hingga Cikuya.
Setelah cadangan emas habis, pihaknya berencana akan menjadikan kawasan Antam sebagai tempat pendidikan dan wisata perut bumi terbesar di Indonesia. "Saat ini, kami juga membina warga sekitar lokasi tambang untuk mengembangkan sektor pertanian dan infrastruktur lainnya,¨ tutur Arief.
Ia mencontohkan, PT Antam kembali menggulirkan program corporate social responsibility (CSR) kepada masyarakat Kecamatan Nanggung berupa pembangunan Sarana Air Bersih.
Sarana air bersih ini, nantinya akan memberikan air kepada kurang lebih 81 KK di Desa yakni Bantar Karet dan Pangkal Jaya. “Pembangunan SAB ini diharapkan mampu memberikan air bersih kepada masyarakat” ujar PLH CSR Manajer Antam, Sabari, kemarin.