Empat Kecamatan Tercemar Limbah Pabrik
jpnn.com, BEKASI - Limbah perusahaan yang mencemari aliran Sungai Ciherang, dikeluhkan masyarakat Kecamatan Sukakarya. Pasalnya, sejauh ini tidak ada upaya kongkrit dari Pemerintah Daerah untuk mengatasi hal tersebut. Padahal sudah dialami warga selama bertahun-tahun.
Kondisi aliran sungai yang berubah warna menjadi hitam pekat dan berbau yang menyengat menjadi pemandangan sehari-hari warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciherang.
Ironisnya, aliran sungai itu menjadi salah satu sumber kehidupan bagi warga sehari-hari untuk mencuci dan lain sebagainya.
Bahkan, aliran sungai itu juga digunakan untuk mengairi ribuan hektare lahan pesawahan yang menjadi mata pencaharian warga. Sehingga, berdampak pada penurunan hasil pertanian akibat kondisi air yang kurang baik.
Menurut Ketua BPD Sukamakmur, Jamar Saputra, kondisi tercemarnya aliran sungai ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu. Namun, seiring berkembangnya kawasan industri di wilayah Kabupaten Bekasi pencemarannya semakin parah.
“Kami selama ini diam bukan karena takut atau tidak peduli. Tapi, kami ingin melihat sikap pemerintah daerah atas kondisi ini. Kalau masih tidak ada upaya, dalam waktu dekat kami akan ambil sikap,” ungkap Jamar, Senin (8/10).
Dia menerangkan, dampak pencemaran aliran sungai ini mengakibatkan menurunnya hasil pertanian warga desanya hingga 20 persen. Bahkan, berbagai penyakit kulit dialami warga yang masih memanfaatkan aliran sungai tersebut.
“Ya memang masih banyak warga kita yang mencuci pakaian dengan memanfaatkan aliran sungai itu. Kalau dulu masih digunakan untuk mandi. Tetapi karena sekarang kondisinya sangat parah sudah jarang warga yang mandi di aliran sungai itu,” terangnya.