Empat Mahasiswa Indonesia di Australia Pernah Bunuh Diri, Apa yang Bisa Dicegah?
Mahasiswa internasional juga bisa "mengakses layanan kesehatan mental gratis yang ditawarkan Australia", ujarnya.
Misalnya saja layanan yang diberikan oleh sejumlah yayasan seperti Lifeline, Suicide Call Back Service dan Beyond Blue, lengkap dengan layanan penerjemahan yang dilakukan organisasi Translating and Interpreting Service (TIS).
Juru bicara dari Monah University mengatakan para mahasiswa dan staf mereka memiliki "pilihan untuk bertemu konselor di kampus, juga dokter umum atau ahli psikiater dengan berbagai bahasa", selain juga bisa ikut pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kesehatan Mental.
University of Melbourne mengatakan selain konselor, psikolog, dokter, perawat kesehatan jiwa dan psikiater, bahkan beberapa staf juga telah menjalani pelatihan kesehatan mental.
"Universitas telah dan akan terus menggunakan platform jejaring sosial China, seperti Weibo dan WeChat, untuk membuat mahasiswa asal China sadar adanya berbagai layanan dukungan tersedia bagi mereka," kata juru bicara dari Unimelb.
Chang Liu, 23 tahun, yang juga sudah meneliti layanan kesehatan mental di kalangan mahasiswa, mengatakan mahasiswa asing seringkali tidak mengerti bagaimana mengaksesnya, meski banyak pelayanan yang disediakan.
Belum lagi sistem medis di Australia yang dapat membingungkan bagi siswa internasional. Mereka perlu membayar ratusan dolar untuk satu kali sesi, sebelum dapat mengklaimnya kembali, belum lagi batasan dana yang untuk sekali sesi.
"Mahasiswa internasional tidak diberikan pelayanan yang sederhana dan terjangkau, saat mereka mengalami situasi yang mengancam jiwa," kata Chiang.