Empat Nasabah BRI Batam Jadi Korban Skimming
Karenanya, Rory mengatakan tidak menutup kemungkinan jumlah nasabah BRI cabang Batam-Nagoya yang menjadi korban skimming akan terus bertambah. "Bisa jadi ada korban lain, tapi selama tak ada laporan kami tidak tahu," imbuh Rory.
Dia menyebutkan, saat ini jumlah nasabah BRI Cabang Batam-Nagoya sekitar 18 ribu orang. Rory mengakui, rata-rata nasabahnya masih menggunakan kartu ATM dengan teknologi magnetic stripe. Dimana kartu tersebut rawan menjadi korban skimming.
Untuk itu, ia mengatakan saat ini pihaknya tengah fokus mengganti kartu ATM nasabah yang mengguanakan magnetic stripe menjadi kartu ATM yang menggunakan chip.
Rory menyebutkan, sejak Sabtu (24/3) dan Minggu (25/3) lalu, BRI Cabang Batam-Nagoya telah melayani 580 pergantian kartu magnetik ke chip. Sedangkan untuk wilayah BRI Cabang Nagoya-Batamcenter sekitar 750.
"Untuk Senin (26/3) kami belum hitung. Layanan pergantian kartu sampai selesai. Sabtu-Minggu kami tetap buka khusus melayani pergantian kartu nasabah," jelas Rory.
Rory memastikan kartu ATM dengan chip akan lebih aman dibandingkan kartu ATM magnetik. Apalagi sudah ada ujicoba dan data yang digunakan untuk kartu chip lebih rahasia sehingga akan sulit dibobol.
"Pergantian kartu untuk menghindari kejadian yang sama terulang lagi. Penggunaan kartu chip juga jauh lebih aman dan terhindar dari indikasi skimming," imbuh Rory lagi.
Setiap kartu ATM yang diterbitkan memiliki tiga angka rahasia. Hal itu dimaksud untuk menjaga keamanan kartu dari pihak tak bertanggungjawab.