Encim Masnah, Sinden Pewaris Terakhir Gambang Kromong Klasik
Gagal Didik Dua Murid, Terancam Tak Ada PenerusSenin, 20 Februari 2012 – 09:04 WIB
Pada masa jayanya Masnah tidak hanya panen order. Karena menjadi sinden, Masnah juga menjadi bidadari gambang kromong. Pamor kemampuan bernyanyi dan menari diikuti dengan pesonanya. "Dulu sampai dijuluki ratu panggung," kata Ocit.
Karena itu, tidak heran bila banyak pembesar yang kepincut dengan Masnah. Perempuan berdarah Tionghoa-Sunda-Jawa itu menikah hingga tujuh kali. Mulai polisi, pejabat, hingga akhirnya pemain gambang kromong sendiri yang memberinya tiga anak.
Masnah sejatinya gelisah dengan masa depan gambang kromong klasik. Namun, dia tidak berdaya dengan situasi yang membuatnya sulit menularkan kemampuan tersebut. Sebab, selain popularitas gambang kromong yang terus turun, dana menjadi persoalan tersendiri. Meski begitu, Masnah tak pernah hilang rasa cintanya kepada kesenian yang telah membesarkan namanya itu. "Dari mana datangnya lintah. Dari laut turun ke kali. Dari mana datangnya cinta. Dari mulut turun ke hati," lanjutnya berdendang. (c2/nw)