Enes, 600 Ribu Penduduk Indonesia Sudah Bertindak Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Wahid Foundation menemukan adanya peningkatan benih-benih radikalisme di Indonesia. Hasil penelitian Wahid Foundation menunjukkan 0,4 persen masyarakat Indonesia pernah melakukan radikalisme, sedangkan 7,7 persen bersedia bertindak radikal.
Menurut Direktur Wahid Foundation Zannuba Arifah Chafsoh, publik perlu mencermati temuan itu. Meski secara persentase benih radikalisme di bawah 10 persen, namun itu merupakan angka yang besar mengingat penduduk Indonesia dewasa yang sudah melebihi 150 juta jiwa.
“Jangan hanya melihat persentase di bawah sepuluh persen. Bila dikalikan dengan jumlah penduduk Indonesia (dewasa), katakanlah 150 juta orang, berarti 600 ribu orang sudah berbuat radikalisme dan sebelas juta yang ingin berbuat radikal," ungkap perempuan yang beken disapa dengan panggilan Yenny Wahid itu pada Simposium Nasional Peringatan Hari Ibu ke-89 di Jakarta, Senin (4/12).
Yenny menambahkan, mata rantai benih-benih radikalisme harus diputus agar tidak menjadi bom waktu. Caranya adalah dengan memperkuat kecintaan pada Pancasila.
"Hasil penelitian kami, 72 persen atau ratusan juga penduduk Indonesia menolak radikalisme. Ini menjadi modal kita untuk melakukan perlawanan," terangnya.
Untuk itu dia menyarankan lembaga pendidikan agar menanamkan jiwa toleransi dan mencintai Pancasila kepada para para pelajar. Menurutnya, sekolah ataupun pesantren bisa perlu memberi pemahaman agar murid ataupun santri tidak salah memahami jihad dengan menganggapnya sebagai memerangi kaum kafir.
"Ajarkan jihad itu adalah melawan hawa nafsu, bukan harus berperang dan berdarah-darah," tegasnya.(esy/jpnn)