Engelina: Oligarki Menjadi-jadi, Konsentrasi Ekonomi di Tangan Segelintir Orang
Engelina menjelaskan, dengan praktik politik biaya tinggi akan menciptakan ketergantungan kepada para pemilik modal, sehingga pada akhirnya segelintir pemilik modal ini akan mengendalikan kekuasaan baik secara langsung atau tidak langsung.
Menurutnya, gejala ini sebenarnya sudah menjadi rahasia umum, tetapi para elite politik tidak berdaya untuk menghadapi oligarki karena ketergantungan akan biaya politik yang tentu saja tidak kecil.
“Pertanyaannya, sampai kapan, kepentingan rakyat dan negara ini dibiarkan berada dalam pengendalian oligarki yang mungkin saja menyusupkan orang dalam pusat-pusat pemerintahan baik di pusat maupun daerah.”
“Begitu mudahnya para penguasaha menguasai sumber daya alam dan tanpa memperhatikan kepentingan masyarakat lokal, merupakan bukti nyata dari semua itu. Hal ini tidak akan terjadi kalau pemangku kebijakan di pusat dan daerah memiliki sikap independen dalam mengelola negara,” tegasnya.
Dia mencontohkan pertumbuhan ekonomi di Maluku Utara yang diungkapkan Presiden Joko Widodo sebagai yang tertinggi di dunia, tidak membawa dampak apa pun bagi kesejahteraan masyarakat sekitar.
Hal ini karena pertumbuhan itu tidak lepas dari eksploitasi sumber daya alam. Bahkan, eksploitasi itu mengorbankan masyarakat melalui perusakan lingkungan hidup.
“Artinya, kekayaan masyarakat lokal sudah dikeruk, tetapi tidak menghadirkan kesejahteraan dan justru masyarakat harus menanggung beban akibat kerusakan lingkungan hidup," katanya.
Engelina mengatakan, sejauh ini tidak ada pasangan calon presiden yang memiliki agenda khusus untuk mengangkat kemiskinan di kawasan timur.