Erick Thohir Bicara Roadmap Hilirisasi SDA dan Pangan di Seminar Maspro Sumbagsel
“Jadi, ini Bangka Belitung kalau fokus di satu ini dengan seluruh ekosistemnya seperti di Batang, Jawa Tengah itu hasilnya luar biasa. Dari 4.600 hektare di Batang itu sekarang sudah terinvestasi hampir 2.000 hektare dalam waktu 2 tahun lebih. Ini artinya apa ada investasi masuk bagaimana pertumbuhan ekonomi terjadi dan pembukaan lapangan kerja,” ucapnya.
Sementara itu, untuk Provinsi Bengkulu, Erick menekankan fokus terhadap ketahanan pangan yang dapat dikolaborasikan dengan program Makmur BUMN yaitu penguatan ekosistem untuk meningkatkan kesejahteraan para petani.
“Untuk Bengkulu sendiri saya tidak bicara mengenai infrastruktur tetapi saya bicara tentang pangan. Pangan menjadi hal yang sangat penting di depan. Kalau bicara pangan, di Kementerian BUMN salah satunya mengenalkan yang namanya Makmur,” ungkap Erick.
Erick menerangkan program Makmur ini menargetkan sekitar 200 ribu hektare lahan, namun baru berjalan hampir 80 ribu hektare dan khusus untuk wilayah di Sumbagsel ini ada 8.000 hektare.
“Ini yang membedakan dengan program-program sebelumnya. Kalau program sebelumnya petani hanya diberi pembiayaan tetapi tidak ada pendampingnya bahkan kalau gagal panen didiamkan sendiri karena tidak ada offtaker-nya,” ujar Erick.
Sebaliknya dengan program Makmur yang fokus terhadap 5 komoditas pangan yaitu sawit, gula, padi, kopi dan jagung, BUMN turut memberikan kontribusi untuk memberikan pelayanan yang berpihak kepada para petani sehingga tercipta ketahanan pangan.
“Jadi, para petani ini diberikan pendanaan dari bank-bank Himbara, lalu diberikan pupuk yang tepat waktu, tetapi nonsubsidi. Bibitnya yang benar lalu didampingi oleh Jasindo. Kalau gagal panen, hasilnya 100 persen di offtaker oleh RNI, PTPN bersama swasta,” ujar Erick.(fri/jpnn)