Erol Iba, Mantan Pemain Timnas yang jadi Caleg Gara-Gara Listrik di Kampungnya Tidak 24 Jam
"Contoh di kampung saya di Fakfak, Papua Barat. Lampu baru menyala pada pukul 18.00 WIT. Kemudian sudah mati lagi pukul 03.00 WIT. Banyak masyarakat yang belum menikmati listrik selama 24 jam,” jelasnya.
Namun dia menyadari maju sebagai caleg membutuhkan tekad yang bulat dan keberanian. Belum lagi juga masalah dana kampanye. Erol menjelaskan, daftar sebagai caleg di Partai Nasdem tidak dipungut biaya. Hanya sedikit merogoh kocek untuk pengurusan administrasi saja.
Nah, berbeda lagi dengan kebutuhan kampanye. Tentu dia harus menyiapkan dana untuk mencetak sticker, kartu nama, atau spanduk. Hanya saja mantan kapten Persebaya itu enggan menyebutkan nominal pastinya. ”Pokoknya ada dana untuk pengeluaran kampanye,” kata Erol.
Sampai sekarang Erol belum melakukan kampanye secara terbuka. Rencananya 24 Februari mendatang Erol baru akan melakukan kampanye. Itu karena dia mematuhi aturan dari panwaslu. ”Peraturan kalau kumpul massa di atas 50 orang sudah termasuk kampanye. Bisa ditegur atau kena sanksi kalau saya mulai kampanye sekarang,” ujarnya.
Erol mengaku tak ambil pusing jika nantinya gagal dalam pemilihan. Yang penting dia sudah berusaha dan mempunyai niat untuk memajukan tanah kelahirannya. Dia akan kembali untuk melatih di SSB Babo Bintuni yang dia punya.
Andai terpilih, Erol juga masih akan menyisihkan waktunya untuk melatih di SSB tersebut. ”Dua-duanya jalan. Saya tidak bisa jauh dari sepak bola. Kalau jadi caleg sebisa mungkin saya mau melatih anak-anak,” ucap Erol Iba. (nia/jpc)