Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Eropa-Amerika Pilih Pantat, Asia Pilih Wajah

Minggu, 30 Maret 2014 – 15:00 WIB
Eropa-Amerika Pilih Pantat, Asia Pilih Wajah - JPNN.COM
Operasi plastik demi mendapatkan kecantikan. Ilustrasi/Getty Images

jpnn.com - Zaman tidak pernah menerjemahkan kecantikan dalam paparan dan gambaran yang sama. Tiaptiap benua pun mempunyai standar kecantikan yang berbeda. Jika masyarakat Asia sangat mengagungagungkan paras cantik, penduduk Amerika lebih memuja tubuh proporsional. Tapi, operasi plastik samasama menjadi jawaban tepat bagi kecantikan dan kemolekan.

Seiring kemajuan teknologi, operasi plastik tidak lagi menjadi sesuatu yang tak terjangkau. Tidak hanya diulas di banyak media dan dijadikan ba han perbincangan publik, operasi plastik juga menjadi komoditas murah. Kini biaya operasi plastik tidak lagi menguras kantong dan tabungan. Bahkan, prosedur operasi plastik pun menjadi lebih praktis dan aman serta membuahkan hasil maksimal. Sejak 2011, permak kulit dan rambut masih menjadi jenis operasi plastik paling populer.

Terutama di Asia. Tapi, tidak ada negara lain di benua tertua itu yang lebih identik dengan operasi plastik ketimbang Korea Selatan (Korsel). Kota Seoul, ibu kota Negeri Ginseng tersebut, telah men jel ma sebagai surga kecantikan dan kemolekan. Sebab, klinik operasi plastik menjamur di kota tujuan wisata tersebut. Dalam surveinya, Trend Monitor me laporkan bahwa operasi plastik men jadi sesuatu yang sangat biasa di Korsel. Karena itu, tidak heran jika pertumbuhan operasi plastik di negara tersebut begitu pesat. Rata-rata satu di antara lima perempuan Korsel pernah menjalani operasi plastik.

”Sebagian besar dari mereka melakukan operasi pelebaran kelopak mata dan pemancungan hidung,” terang Trend Monitor. Berbeda dengan masyarakat Eropa dan Amerika yang lebih memilih operasi payudara atau pantat, penduduk Asia lebih tertarik untuk merekonstruksi wajah mereka menjadi ideal. Jika para pelaku operasi plastik di Ero pa dan Amerika memilih menyem bunyikan ”rahasia” kesempurnaan mereka, tidak demikian kaum ha wa Asia, khususnya Korsel.

Belakangan, para pelaku seni dan pemain film Korsel malah dengan sukarela mengumbar ”dapur” kecantikan mereka. Ya, mereka berbicara tentang operasi plastik di hadapan media. Bahkan, beberapa di antara mereka tidak segan membawa foto lama yang menunjukkan perbedaan sebelum dan sesudah menjalani operasi plastik. Uniknya, paparan tersebut justru menginspirasi publik Korsel untuk menjalani bedah kosmetik. ”Saya tidak pernah berkata bahwa saya terlahir sebagai perempuan cantik,” ungkap Yu-mi, Miss Korea 2012. Yu-mi yang didapuk sebagai perempuan paling cantik di seantero Korsel itu mengaku telah beberapa kali menjalani operasi plastik.

Dalam berbagai kesempatan wawancara dengan media, dia justru mengimbau masyarakat tidak takut menjalani operasi plastik supaya menjadi cantik. Di Korsel, operasi pemutihan kulit tubuh dan pelebaran kelopak mata menjadi paling populer. ”Perampingan rahang, pemancungan hidung, dan operasi kelopak mata masih menjadi tren di Korsel,” lapor Business Insider. Karena gambaran ideal perempuan Korsel tentang kecantikan hampir sama, tidak heran jika mereka menjalani operasi plastik, lantas menjelma sebagai sosok yang sama dengan teman mereka.

Sejauh ini, Kim Tae-hee masih menjadi acuan sebagian besar perempuan Korsel tentang kecantikan. Karena itu, sosok Kim pun banyak bermunculan di negara tersebut. Mengenai hal tersebut, Kim sama sekali tidak terganggu. Sebab, dia sendiri pun merupakan produk operasi plastik yang sukses. ”Di Korsel, klinik operasi plastik menjadi perbincangan normal antarperempuan,” tulis Business Insider.

Karena itulah, perbincangan mengenai arisan atau tas bermerek dan salon tidak lagi terdengar dalam forum khusus perempuan. Kaum hawa Korsel lebih senang membicarakan prosedur pemutihan kulit atau operasi pemancungan hidung dan perampingan rahang. ”Para perempuan lebih sering bertanya tentang dagu atau hidung dan mata ketimbang tas, sepatu, dan busana,” kata seorang dokter bedah plastik. Pada era serbainstan seperti sekarang, masyarakat cenderung menjadi kelompok pemuja penampilan.

Zaman tidak pernah menerjemahkan kecantikan dalam paparan dan gambaran yang sama. Tiaptiap benua pun mempunyai standar kecantikan yang berbeda. Jika

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News