Fadli Zon: Ada yang Minta, Ada yang Larang, Terserah Sajalah
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon enggan mencampuri pernyataan Jusuf Kalla selaku Ketua Dewan Pengarah TKN Jokowi – Ma’ruf yang menyarankan mantan terpidana perkara penistaan agama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok tidak bergabung ke TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf.
“Iya itu urusan internal mereka. Ada yang minta, ada yang larang, terserah sajalah karena kalau itu kan menurut hitung-hitungan mereka,” ujar Fadli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).
Yang jelas, wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menegaskan bahwa Ahok tidak cocok di Partai Gerindra. “Tapi, di sana kan lebih cocok. Berarti, kan ada chemistry,” ungkap Fadli.
Terpisah, Wakil Ketua TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf, Arsul Sani mengatakan bahwa struktur TKN sudah fixed. Karena itu, sekjen Partai Persatuan Pembangunan atau PPP itu menegaskan, sudah tidak ada lagi istilah masuk ke TKN.
“Tidak mungkin ditambah. Yang ada adalah berkurang karena orangnya misalnya berhalangan tetap, meninggal, sakit, tidak bisa melaksanakan tugas. Jadi tidak bisa diganti-ganti,” kata Arsul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (13/2).
Dia mencontohkan, Wakil Ketua TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf, Abdul Kadir Karding misalnya. Saat didaftarkan sebagai wakil ketua TKN, Karding masih menjabat sebagai sekjen Partai Kebangkitan Bangsa atau PKB. Kemudian, dalam perjalanannya posisi Karding sebagai sekjen PKB diganti oleh Hanif Dakhiri. Namun, ujar Arsul, Hanif kemudian tidak terdaftar sebagai TKN.
“Itu contohnya. Jadi, pernyataan Pak JK harus dibaca dalam konteks itu. Itu saja,” ujarnya.
Wakil Ketua TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf, Johnny Gerard Plate mengatakan sebelum JK menyampaikan hal tersebut, Ketua TKN Jokowi – Kiai Ma’ruf, Erick Thohir sudah menyatakan bahwa Ahok tidak ada dalam bagian organik struktur TKN. Namun, kata Johnny, Ahok sebagai sahabat Jokowi, dan pernah bekerja sama dengan sang petahana pasti ingin memberikan dukungan.