Fadli Zon Diminta Bijak Dalam Mengkritik Pemerintah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Adi Prayitno menilai kritik yang disampaikan kubu oposisi kepada pemerintah sering kali tidak diikuti data yang valid. Menurutnya, hal ini sangat tidak baik bagi oposisi menjelang Pemilu serentak 2019.
"Saya menangkap kesan, sering kali kritikan itu salah alamat. Cuma memang kalau tidak menyampaikan kritikan, kesannnya mereka tidak mendapat panggung. Sementara ini kan menjelang tahun politik," ujar Adi kepada JPNN, Minggu (20/5).
Pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta ini mencontohkan cuitan Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Fadli Zon, setelah bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu (13/5) lalu.
Fadli diketahui mengeluarkan cuitan berseri lewat akun pribadinya @fadlizon. Dari tujuh cuitan, salah satunya mengaitkan aksi terorisme dengan kelemahan kepemimpinan. Ia menyebut, 'terorisme biasanya berkembang di negara yg lemah pemimpinnya, mudah diintervensi, byk kemiskinan n ketimpangan dan ketidakadilan yg nyata'.
Menurut Adi, cuitan Fadli tersebut sangat tidak produktif. Terbukti, cuitan itu dinilai miring oleh banyak kalangan.
"Cuitan Fadli Zon itu mendapat perlawanan dari banyak orang, kok kesannya menari di atas penderitaan orang lain. Makanya, saya menangkap kesan ini seperti perjudian saja bagi oposisi. Jadi mereka menembakkan saja pelurunya, persoalan dapat untung atau tidak itu belakangan," katanya.
Adi menyarankan oposisi harus lebih bijak dalam menyikapi berbagai persoalan yang ada. Selain itu juga penting menyampaikan data yang valid.
"Misalnya berkaitan dengan tragedi kemanusiaan, jangan dikaitkan dengan yang lain. Masyarakat itu tidak terlalu suka dengan komentar yang nyinnyir dan cenderung tak objektif. Dalam kondisi begini (aksi teror marak, red), menyalahkan pemerintah itu tak baik," pungkas Adi.(gir/jpnn)