Fadli Zon: Kapolri Butuh Konsultan soal Islam di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon ikut berkomentar soal polemik pernyataan Kapolri Jenderal Tito Karnavian, yang diduga hanya menyebut Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah saja yang berjuang memerdekakan Indonesia.
Fadli mengaku mendapat kiriman video pernyataan Kapolri tersebut. Menurut Fadli, mungkin informasi yang masuk ke Tito itu keliru.
“Jadi saya kira memang tidak benar. Bukan hanya NU dan Muhamadiyah, saya kira banyak elemen Islam lain yang turut berjuang memerdekakan Indonesia. Antara lain, Syarikat Islam, Nahdatul Waton, Matlahul Anwar, Al Washliyah dan bahkan di Sumatera Barat ada Persatuan Muslim Indonesia (Permi). Permi itulah sebagai contoh yang sudah menjadi pahlawan nasional itu adalah Rasuna Said. Dia itu dari Permi,” kata Fadli.
Anak buah Prabowo Subianto di Gerindra ini mengatakan masih banyak lagi ormas-ormas Islam yang berjuang di zaman kemerdekaan dahulu. Karena itu, Fadli mengingatkan agar Tito harus banyak belajar tentang Islam.
"Saya kira perlu ada konsultan untuk Kapolri yang mengerti tentang Islam dan sejarah umat Islam di Indonesia,” jelasnya.
Fadli juga mengatakan, mungkin saja Tito tidak bermaksud mengakui hanya NU dan Muhammadiyah. “Mungkin maksud beliau tidak seperti itu. Ya namanya keceplosan mungkin," katanya.
Sebelumnya, pernyataan Tito soal NU dan Muhammadiyah yang berjuang dalam kemerdekaan RI viral di media sosial. Markas Besar Polri sudah mengklarifikasi hal ini. Kepala Biro Penmas Polri Brigjen M Iqbal mengatakan video itu sudah dipotong.
Akhirnya, kalimat yang dipotong-potong itu membuat isi pidato Tito tidak tersampaikan dengan baik. "Itu sudah dipotong-potong menjadi kalimat yang tidak utuh," ujar Iqbal di rumah dinas Kapolri, Jakarta Selatan, Rabu (31/1). (boy/jpnn)