Fadli Zon Sebut Jokowi Ahistoris soal Agama dan Politik
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai pernyataan Presiden Joko Widodo tentang pemisahan agama dari politik merupakan hal yang tak tepat. Fadli justru menyebut presiden yang kondang disapa dengan panggilan Jokowi itu tak memahami sejarah.
“Pernyataan Presiden Jokowi kurang tepat, bermasalah, dan bahkan ahistoris. Indonesia bukanlah negara agama, tapi itu bukan berarti agama harus terpisah dari kehidupan politik,” ujarnya, Rabu (29/3).
Politikus Partai Gerindra itu menegaskan, agama dalam masyarakat Indonesia sudah menjadi realita sosial sekaligus politik yang tak bisa dipisahkan. Secara historis, lanjutnya, para pendiri negara juga sudah mengakui semangat itu sejak awal.
Karenanya, agama menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari rakyat Indonesia melingkupi seluruh aspek kehidupan baik ekonomi, politik, hingga hukum. “Hukum agama diakui dalam sistem hukum kita seperti hukum perkawinan, warisan, dan seterusnya,” tegasnya.
Lebih lanjut Fadli mengatakan, Bung Hatta pada 1973 begitu gigih mendorong pemerintahan Presiden Soeharto agar mengadopsi hukum Islam dalam UU Perkawinan. Bahkan Bung Hatta pula yang menyatakan bahwa berjuang membela tanah air bagi muslim bukan sekadar pilihan, namun merupakan tugas hidup.
“Ini menandakan agama melekat dalam masyarakat kita,” sambungnya. ”Agama adalah tuntunan hidup bagi umatnya dan dijamin oleh konstitusi.”
Terkait pernyataan Jokowi yang menyebut mencampurkan agama dengan politik sering menimbulkan gesekan, Fadli menganggapnya hal itu hanya karena persoalan Basuki T Purnama alias Ahok. Menurutnya, problem utamanya terletak pada ketidakmampuan Ahok mengendalikan ucapannya di depan publik.
“Sehingga melewati koridor yang sangat sensitif. Di situlah akar utamanya. Jika saja tidak ada pernyataan Basuki Tjahja Purnama yang menyinggung kelompok Islam, gesekan masyarakat juga tidak akan eskalatif seperti saat ini,” ucapnya.