Fahri: BIN Harusnya Hanya Berbisik ke Telinga Presiden
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah meminta Badan Intelijen Negara (BIN) tidak melakukan pekerjaan publik, dan mengumumkan sesuatu yang bukan tugasnya.
Mantan wakil sekretaris jenderal (wasekjen) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu mengatakan BIN harusnya hanya memberikan masukan kepada presiden.
“Dia (BIN) kan lebih banyak harus hanya berbisik pada telingan satu orang yaitu telinga presiden,” kata Fahri menanggapi pernyataan BIN ihwal adanya indikasi 50 penceramah terpapar radikalisme, Jakarta, Rabu (21/11).
Menurut Fahri, BIN tidak boleh melakukan eksekusi terkait apa yang ditemukannya. Fahri menambahkan, untuk eksekusi harus dilakukan lembaga lain, misalnya jika terkait organisasi maka bisa Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) yang bisa melakukan eksekusi.
Fahri tidak ingin jangan sampai gara-gara ini reputasi BIN menjadi turun. Dia menegaskan, BIN harus dijaga sebagai indera negara melalui presiden, dalam rangka menjaga melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia.
Ketua Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong mengaku belum memperoleh informasi soal nama-nama penceraham yang dimaksud BIN tersebut.
“Kami belum terima nama-nama itu. Kalau seandainya kami terima, nanti kami lihat perkembangannya,” kata Ali di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/11). (boy/jpnn)